UGM melalui melalui Center of Excellence Sustainable Environment Fakultas Teknik melaksanakan kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat di sekitar dataran tinggi Dieng. Kegiatan tersebut memiliki fokus utama membangun lingkungan lestari di kawasan Dieng dengan sistem agrosilvopastura yang merupakan sistem pertanian berkelanjutan yang mengombinasikan kehutanan dengan pertanian sekaligus peternakan di lahan yang sama.
Pelaksanaan program menggunakan dana hibah pengabdian masyarakat dari Program Dana untuk Kesejahteraan dan Ekonomi Berkelanjutan Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal (Dana TERRA) yang diperoleh Center of Excellence Sustainable Environment FT UGM. Dana TERRA merupakan program kerja sama Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dan Ford Foundation yang bertujuan mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat adat dan kelompok masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar hutan.
Dosen Teknik Geologi FT UGM, Dr. Pri Utami, mengatakan program yang diusung UGM dengan Dana TERRA ini berjudul “Pengelolaan Lingkungan Dataran Tinggi Dieng Lestari dengan Sistem Agrosilvopastura”. Mitra untuk program pengabdian masyarakat ini adalah masyarakat Desa Pegundungan, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah.
Pri Utami menyampaikan bisnis pertanian di dataran tinggi Dieng telah menyebabkan terjadinya deforestasi tak terkendali sehingga luas tutupan hutan sudah mencapai nol. Kondisi ini menyebabkan ancaman bencana tanah longsor, serta pendangkalan waduk. Selain itu, deforestasi juga mengakibatkan berkurangnya cadangan air tanah untuk kelangsungan pembangkit listrik tenaga air dan tenaga panas bumi yang menjadi salah satu potensi unggulan Dieng sebagai sumber energi terbarukan.
“Dengan deforestasi yang sudah sedemikian parah, upaya restorasi lingkungan di Dataran Tinggi Dieng sangat sulit karena seluruh penduduk bergantung pada pertanian sehingga tidak mungkin mengkonversi kembali lahan pertanian menjadi hutan,”paparnya, Senin (29/5).
Ia menyebutkan upaya restorasi bertahap dengan semaksimal mungkin tidak mengurangi pendapatan masyarakat, yaitu dengan memperkenalkan sistem agro-silvopastura diupayakan menjadi solusi untuk mengurai persoalan deforetasi di Dieng. Program ini diperkirakan memerlukan waktu kurang lebih lima tahun dalam peta jalan untuk menjadikan Desa Pegundungan percontohan dalam upaya restorasi lingkungan dengan kegiatan produktif untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Lebih lanjut ia menjelaskan kegiatan dalam program ini salah satunya adalah intensifikasi pertanian cabai eksisting dan tanaman baru indigofera untuk pakan ternak. Dalam implementasinya menggunakan pupuk/plant booster produk UGM dari produk samping fluida geotermal lapangan panas bumi Dieng dan kitosan dari limbah industri laut.
Kegiatan berikutnya, pengenalan peternakan kambing dengan sistem peternakan modern dan pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk, serta pembentukan kelembagaan pengelolaan. Selain itu, penanaman tanaman tegakan produktif berupa kopi dan perdu pakan ternak. Pemilihan jenis tanaman diarahkan ke tanaman-tanaman dengan akar yang mampu menahan tanah dan bernilai ekonomi tinggi. Dengan begitu di masa mendatang diharapkan lahan akan diperkuat perakaran dari tanaman tersebut dan petani tidak akan kehilangan pendapatan.
Program pengabdian masyarakat ini telah dibuka pada Sabtu, 27 Mei 2023 oleh Camat Pejawaran dengan dihadiri oleh Danramil dan Kapolsek Kecamatan Pejawaran serta Kades dan Sekdes Desa Pegundungan beserta jajaran pamong dan masyarakat Desa Pegundungan. Pelaksanaan program ini didukung oleh para dosen UGM Dr. Wiratni Budhijanto (Teknik Kimia), Dr. Pri Utami (Teknik Geologi/Pusat Penelitian Panas Bumi), Dr. Lisendra Marbelia (Teknik Kimia), Dr. Rochim Bakti Cahyono (Teknik Kimia), Dr. Ronny Martien (Fakultas Farmasi), Prof. Endang Baliarti (Fakultas Peternakan), Dr. Tri Satya Mastuti Widi (Fakultas Peternakan), Hamdani Maulana, MSc (Fakultas Peternakan), dan dosen Institut Seni Indonesia Yogyakarta Dr. Citra Aryandari.
Dalam kesempatan tersebut turut dilakukan pelatihan dan praktik aplikasi pupuk/plant booster produk UGM dari endapan silika geotermal dan kitosan, yang dinamai “Sulasih-Sulanjana”, yaitu tokoh legenda Dataran Tinggi Dieng oleh Dr. Pri Utami. Lalu, Dr. Ronny Martien menjelaskan hasil uji coba aplikasi Sulasih-Sulanjana pada tanaman cabai yang merupakan komoditas utama Desa Pegundungan.
Secara paralel diselenggarakan juga pelatihan eco-print oleh Dr. Citra Aryandari dan tim dengan memanfaatkan tanaman khas di daerah Dieng sebagai bahan untuk pola eco-print. Pelatihan-pelatihan ini akan ditindaklanjuti dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata UGM yang akan diterjunkan ke Desa Pegundungan akhir Juni 2023 nanti untuk memperkuat kelembagaan kelompok-kelompok masyarakat untuk mengaplikasikan hasil pelatihan.
Penulis: Ika
Foto: Dok. FT UGM