Sebanyak 20.849 peserta mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2010 lokal Yogyakarta. Mereka menjalani ujian selama dua hari, 16-17 Juni 2010, di tiga lokasi, yakni Universitas Gadjah Mada (kelompok ujian IPA), Universitas Negeri Yogyakarta (kelompok ujian IPS), dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (kelompok IPC). Dari jumlah tersebut,7.459 peserta melaksanakan ujian kelompok IPA, 9.845 peserta kelompok IPS, dan 3.545 peserta kelompok IPC.
Secara umum, jumlah peserta SNMPTN tahun ini mengalami kenaikan cukup signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2009, jumlah peserta ujian tercatat mencapai 15.499 orang. Jumlah tersebut terdiri atas 6.012 peserta ujian kelompok IPA, 7.169 peserta kelompok IPS, dan 2.318 peserta kelompok IPC.
Menurut Ketua Panitia SNMPTN Lokal Yogyakarta Divisi IPA, Dr. Budi Prasetyo Widyobroto, D.E.A., D.E.S.S., pendaftaran secara online tampaknya menjadi faktor yang cukup berpengaruh terhadap kenaikan jumlah peserta SNMPTN. Cara tersebut mempermudah siswa melakukan pendaftaran, bahkan jangkauan aksesnya lebih luas dibandingkan dengan cara-cara pendaftaran manual.
Dikatakannya bahwa Panitia SNMPTN 2010 memang memperluas pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ini sebagai bagian dari proses pendidikan. Cara online mendidik masyarakat memiliki budaya jujur (self declare), sekaligus menghemat biaya serta efektif. “Jumlah kenaikan sekitar 30%. Bila dilihat dari aspek pelayanan, cara online lebih efektif. Cara ini bisa menghindarkan percaloan formulir SNMPTN, sekaligus merupakan reformasi birokrasi untuk meningkatkan pelayanan kepada publik,” katanya, Rabu (16/6), di sela monitoring pelaksanaan ujian SNMPTN di Fisipol UGM.
Sementara itu, Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Dr. Retno S. Sudibyo, M.Sc., Apt., menuturkan meskipun telah meningkat dari tahun sebelumnya, jatah kursi calon mahasiswa UGM melalui SNMPTN tahun ini hanya 700-800 kursi atau 11,26 persen dari total kuota mahasiswa baru sebesar 7.100 kursi. Selebihnya, penerimaan mahasiswa baru UGM dilakukan melalui berbagai jalur, seperti jalur penjaringan bibit unggul dan sebagian besar lainnya atau sekitar 60 persen lebih melalui Ujian Tulis (Utul) Ujian Masuk (UM) UGM. “Tahun lalu, kami hanya menerima sekitar 300 mahasiswa melalui SNMPTN sehingga peningkatan tahun ini sudah cukup lumayan,” ujar Retno S. Sudibyo.
Bertambahnya jumlah kursi UGM melalui jalur SNMPTN disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, adanya permintaan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional. “Selain itu, kami juga menilai kualitas soal yang diujikan di SNMPTN tahun ini sudah lebih sesuai dengan standar yang diinginkan UGM,” tambahnya.
Terkait dengan soal, dijelaskan Retno, Panitia SNMPTN mulai tahun ini telah melibatkan UGM dalam pembuatannya, bahkan beberapa soal merupakan buatan UGM. Meski begitu, ia enggan menyebutkan jumlah soal yang berasal dari UGM untuk ujian kali ini. “Saya tidak bisa mengatakan. Itu menjadi rahasia panitia. UGM tidak tahu, apalagi saya,” akunya.
Untuk monitoring ujian SNMPTN ini dilakukan di sejumlah lokasi. Wakil Rektor, Dekan, dan para pimpinan unit dari empat perguruan tinggi, yakni UGM, UNY, UIN Sunan Kalijaga, dan Undip, mengunjungi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM. Di lokasi ini, rombongan melihat kondisi Dwija Paramastya S., peserta dengan nomor ujian 110-46-011205051, yang menjalani ujian di tempat tidur pasca operasi karena kecelakaan.
Monitoring pun dilanjutkan ke Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, di ruang U.284. Rombongan mengunjungi Adyasti Andika Sari yang menjalani ujian di ruang khusus. Dalam ujiannya, peserta dengan nomor ujian 110-46-011402004 ini memakai kurk karena sakit. Selanjutnya, kegiatan monitoring berlanjut ke Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. (Humas UGM/ Agung)