JOGJA (KU) – Dosen Program Studi Fisika, FMIPA UGM, Dr. Yusril Yusuf, menjadi salah satu wakil peneliti muda Indonesia pada pertemuan ilmiah ke-60 Lindau Nobel Laurate Meeting yang digelar di Jerman, 27 Juni-2 Juli mendatang. Pertemuan bergengsi tersebut akan dihadiri oleh 60 pemenang nobel dan 670 peneliti muda dari seluruh penjuru dunia.
Pria kelahiran Pekanbaru, Riau, 20 September 1971 ini merupakan satu dari dua wakil peneliti Indonesia yang diundang dalam pertemuan itu. Seorang peneliti lainnya adalah Dr. Toni Agus Setiono Kurniawan, yang bekerja di lembaga penelitian di Finlandia.
Kepada wartawan, Jumat (18/6), Yusril mengatakan keikutsertaan dirinya dalam pertemuan tersebut merupakan hasil seleksi panitia Lindau Nobel Laurate Meeting. Dari 12 peneliti yang direkomendasikan AUN (ASEAN University Network) kepada panitia seleksi, hanya 10 nama yang diundang.
Pertemuan ilmiah kali ini mengundang para peneliti di bidang ilmu biologi, kimia, dan fisika. Yusril selama ini lebih banyak meneliti ilmu fisika terapan. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, ia meneliti bahan material untuk menggantikan otot buatan. “Kita berhasil membuat material itu menggantikan otot buatan di robot. Kita menemukan metode bagaimana material itu bisa berkontraksi dan berelaksasi bila diberikan medan listrik,” ujar peraih Glenn H. Grown Prize di Colorado, Amerika Serikat, tahun 2006 ini.
Menurut Yusril, hasil penelitiannya tidak hanya dapat digunakan untuk robot, tetapi nantinya juga bisa diaplikasikan ke tubuh manusia, terutama para penyandang cacat sebagai pengganti otot buatan. “Material tersebut lebih responsif, tahan lama, dan murah,” terang Yusril yang memperkenalkan material otot buatannya dengan nama ‘Lengan Gatotkaca’.
Meski hasil penelitiannya sudah diakui dunia internasional, tetapi kesempatan mengikuti pertemuan ilmiah pemenang nobel ini tidak akan disia-siakan Yusril. Tidak hanya bertukar informasi dan pengetahuan dengan para peraih nobel, Yusril juga berharap dapat menjalin komunikasi dengan para peneliti muda seluruh dunia. Pertemuan ini sebagai ajang transfer ilmu dari peraih nobel kepada peneliti muda agar bersemangat meneliti.
Peraih nobel, seperti Peter Agre (bidang kimia) dan Zhores Alferov (bidang fisika), turut hadir dalam pertemuan itu. “Saya datang ke sana bukan karena wakil dari UGM atau Indonesia, tapi saya ingin meningkatkan kualitas penelitian di Indonesia terkait dengan fisika terapan,” tutur Yusril yang telah menghasilkan 10 publikasi internasional terkait dengan penelitiannya tersebut.
Sementara itu, Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UGM, Dr. Ir. Rachmat Sriwijaya, mengatakan Yusril merupakan peneliti pertama dari UGM yang diundang dalam pertemuan ilmiah para pemenang nobel tersebut. Oleh karena itu, Rachmat mengharapkan Yusril dapat mendorong peneliti muda UGM lainnya untuk mendapatkan kesempatan yang sama di masa mendatang. “UGM patut berbangga, bisa mengirim staf terbaiknya. Program ini akan menjadi perhatian utama dari Universitas. Setelah Pak Yusril, semoga ada kandidat peneliti UGM yang diundang ke pertemuan ini tahun mendatang,” harapnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)