YOGYAKARTA-Menikmati masa tua dengan kondisi sehat secara fisik, mental, dan sosial tentu menjadi dambaan hampir semua orang. Akan tetapi, apakah kita dapat dengan sukses melewati masa muda dan dewasa untuk kemudian mempersiapkan masa tua seperti gambaran tersebut, yaitu sehat fisik, mental dan sosial? Jawabannya, pasti itu bukan hal yang mudah.
Usia harapan hidup masyarakat Indonesia menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2000 adalah 72 tahun. Artinya, manusia Indonesia banyak yang mampu mencapai usia 72 tahun. Meskipun demikian, bukan berarti di usia tersebut bebas dari penyakit sama sekali. “Usia lanjut tentu tidak lepas dari aspek fisik, psikologis atau mental, dan sosial,†kata dokter spesialis andrologi, Fakultas Kedokteran (FK) UGM, dr. Dicky Moch. Rizal, Sp.And., AIFM, M.Kes., dalam Seminar “Menciptakan Gaya Hidup Sehat di Usia Senja dalam Proses Degeneratif” yang diselenggarakan GMC Health Center di Ruang R. Margono Suradji, Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Sabtu (3/7).
Dicky menambahkan aspek fisik pada usia lanjut ditandai dengan munculnya proses degeneratif atau penurunan fungsi atau perubahan struktur dari keseluruhan organ. Apabila proses degeneratif ini semakin berat, bukan tidak mungkin masa tua akan diisi dengan berbagai aktifitas pengobatan, keluhan, atau penyakit yang muncul, seperti kencing manis, hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, auto immune, infeksi ataupun dilipidemia. “Munculnya berbagai penyakit itu akan mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk seksualitas, dan berakhir dengan penurunan kulitas hidup,†terangnya.
Dalam kesempatan itu, Dicky mengemukakan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi beberapa keluhan dari problem degeneratif di usia tua, yakni melalui upaya sederhana mandiri dan upaya medis. Dicontohkannya, upaya sederhana mandiri adalah melalui nutrisi sehat kaya antioksidan, olahraga, tidak stress, dan tidak merokok. Sementara itu, upaya medis dapat dilakukan melalui pemberian insulin dan terapi sulih hormon. “Langkah pencegahan bisa kita lakukan, baik dengan upaya sederhana mandiri maupun upaya medis,†tambah Dicky.
Sementara itu, dr. Probosuseno, Sp.PD, KGer, FINASIM, dari Subbagian Geriatri, Bagian Ilmu Penyakit Dalam, FK UGM/SMF Geriatri RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, mengatakan penampilan penyakit pada usia lanjut sering tidak jelas, kronik, banyak bersifat endogen, tersembunyi, multiple, progresif, tidak memberikan kekebalan, bahkan justru lebih rentan terhadap penyakit, serta dapat mengakibatkan cacat lama sebelum terjadinya kematian.
Hampir senada dengan Dicky, dalam kesempatan itu Probosuseno juga menyebutkan beberapa penyakit degeneratif yang sering muncul pada usia lanjut, misalnya tekanan darah tinggi, penyempitan pembuluh darah, kanker, kencing manis (diabetes mellitus/DM) tulang keropos, dan batu empedu. “Kadang memang dari penyakit-penyakit di usia lanjut ini sering tidak jelas, bisa mengakibatkan cacat sebelum terjadinya kematian,†kata Probosuseno.
Khusus mengenai kencing manis atau DM, Probosuseno mengatakan dapat dicegah agar tidak timbul dengan mewaspadai faktor yang mempengaruhinya, seperti keturunan, kegemukan, hingga nutrisi yang berlebih. Selain itu, dapat dilakukan pengobatan sebaik-baiknya, dicegah agar tidak terjadi komplikasi walaupun sudah sakit. Jika sudah terjadi komplikasi, dicegah agar tidak terjadi kecacatan lebih lanjut. “Misalnya dengan periksa mata tiap 6-12 bulan, foto dada setiap 1-2 tahun, EKG tiap 1 tahun, cek urin rutin dan periksa kaki secara berkala,†jelas Probosuseno.
Akan lebih efisien dan efektif pencapaian harapan tersebut jika diwujudkan dalam paguyuban penyandang DM (diabetisi) semacam Persadia (Persatuan Diabetisi Indonesia), yang organisasinya sudah ada sampai tingkat nasional. Demikian pula perlunya setiap lembaga pelayanan kesehatan memiliki edukator diabetes atau jika dapat didirikan diabetes center. (Humas UGM/Satria)