Sejarah mencatat peran pelajar telah menjadi salah satu tonggak kemerdekaan bangsa ini. Melalui perjuangan panjang, para pelajar telah menorehkan tinta emas. Sebagai bukti perjuangan dan pengorbanan para pelajar dalam mengemban misi-misi kepahlawanan, tampak tergambar pada pribadi yang tangguh, berani, cerdas, dan optimis. “Para pelajar ini selalu mengambil peran pekerjaan besar layaknya seorang pahlawan yang berhasil membawa arus perubahan bangsa,” terang Drs. Sindung Tjahyadi, M.Hum., Kepala Pusat Studi Pancasila UGM, Selasa (6/7).
Pernyataan tersebut disampaikan Sindung saat berlangsung kegiatan Training Kader Bangsa di Pusat Studi Pancasila dan Desa Krebet, Pajangan, Bantul. Menurutnya, menata peradaban tidak pernah terlepas dari tanggung jawab pelajar karena dari peran merekalah semua itu dapat diwujudkan. “Sebuah keniscayaan bahwa kenyataan hari ini adalah impian di masa lalu dan kenyataan hari esok adalah impian saat ini. Pelajar memiliki potensi yang begitu luar biasa. Kecerdasan akal, kematangan emosional, dan ketangguhan fisik adalah modal yang tidak dapat diukur dengan apapun. Dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki, niscaya sebuah perubahan atau perbaikan yang diinginkan mestinya bisa diwujudkan,” katanya lagi.
Problematika sosial-kultural yang mengendap di masyarakat saat ini menggambarkan sebagian dari masyarakat cenderung berpikir pragmatis terhadap permasalahan bangsa. Mereka bahkan telah mengabaikan sisi nasionalisme dalam keinginannya untuk mengambil peran guna menyelesaikan masalah bangsa. “Hanya sikap acuh tak acuh yang tersisa dan tergambar dalam kepribadian. Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka pertanyaan yang akan muncul adalah di mana peran pelajar sekarang dan apa kontibusinya untuk Indonesia?” imbuh Sindung.
Oleh karena itu, guna mewadahi dan menumbuhkan potensi pelajar Indonesia, diperlukan Training Kader Bangsa (TKB). Sebagai salah satu alternatif, kegiatan TKB diharapkan mampu mencetak pelajar (OSIS) sebagai kader bangsa yang memiliki wawasan dan komitmen kebangsaan yang baik, kepemimpinan yang memiliki ketangguhan (adversity), dan kecerdasan kinestetik (olah raga), intelektual (olah pikir), emosional (olah rasa) serta spiritual (olah hati/kalbu). “Memang tidak mudah merubah karakter suatu generasi, tetapi kalau tidak sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? Kita harus memulai dari diri sendiri, memulai dari hal yang kecil sekalipun, dan mulai sekarang juga,” tutur Sindung.
Training Kader Bangsa (TKB) yang berlangsung selama tiga hari, 6 s.d 8 Juli 2010, selain mengungkap problematik ke-Indonesia-an masa kini melalui pemutaran film, juga menggelar presentasi, ceramah, dan diskusi, serta game. Di samping itu, dilakukan kegiatan “Melatih Olah Pikir dengan Berpikir Logis, Kritis, dan Kreatif” serta pelatihan olah rasa membangun kecerdasan intrapribadi meditasi senyum dan kegiatan-kegiatan menarik lainnya.
Kegiatan yang digelar oleh Pusat Studi Pancasila UGM ini diharapkan menghasilkan model pembelajaran dengan paradigma pendidikan berbasis masyarakat (community based education). Kegiatan ini diikuti lebih kurang 50 peserta perwakilan dari SLTA seluruh kota/kabupaten di DIY dan masing-masing sekolah mengirimkan 2-3 siswa. (Humas UGM/ Agung)