Globalisasi menuntut perguruan tinggi untuk mulai memikirkan relevansi, kualitas, dan tata kelola guna menjaga eksistensi institusi dalam dunia yang semakin dinamis. Derasnya arus globalisasi menghadapkan pendidikan tinggi di Indonesia pada tantangan yang semakin berat. Perguruan tinggi dituntut mampu menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas, infrastruktur, dan sistem pendanaan dalam mendukung operasionalisasi kegiatan.
Demikian dikemukakan Adityo Hidayat S.T. Majo Kayo (Gamatechno Indonesia) dalam Seminar “Persiapan Implementasi Teknologi Informasi Terintegrasi di Perguruan Tinggiâ€, Kamis (8/7), di University Club (UC) UGM. Dikatakan Adityo, sistem informasi terintegrasi juga merupakan salah satu hal yang semestinya dimiliki perguruan tinggi guna mendukung kelancaraan penyelenggaraan pendidikan. Dengan penerapan sistem informasi terintegrasi, perguruan tinggi dapat menyediakan layanan informasi yang lebih baik ke publik,†jelasnya.
Menurut Adityo, saat ini perguruan tinggi menganut desentralisasi proses akademik. Dengan begitu, tiap unit akademik menjadi sangat dinamis dan otonom. Adanya sistem informasi yang terintegrasi mempermudah perguruan tinggi dalam mewujudkan kesatuan “pulau informasi†yang integral mendukung kebijakan lintas unit kerja.
Dr. Ir. Budi Prasetyo Widyobroto, D.E.A., D.E.S.S., Direktur Administrasi Akademik (DAA) UGM, menyebutkan dengan pengaplikasian sistem informasi akademik (SIA) di UGM terbukti membantu kelancaran proses administrasi dan pendidikan di UGM. “Pegimplementasian SIA memberikan kemudahan tak hanya dalam proses administrasi data, tetapi juga mempermudah calon mahasiswa/masyarakat, dosen, mahasiswa, bahkan bagi orang tua mahasiswa dalam mengakses informasi ,†jelasnya.
Ditambahkan Budi, penerapan SIA di UGM juga merupakan wujud tanggung jawab Universitas untuk memberikan informasi secara transparan dan akuntabel ke publik. (Humas UGM/Ika)