YOGYAKARTA-Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia David Taylor hari ini membuka secara resmi kursus Geotermal bertema “Geothermal energy development –where science and engineering meet” di KPTU Fakultas Teknik UGM. Kursus geotermal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia di bidang geotermal untuk mendukung pemerintah dalam percepatan peningkatan pembangkit listrik dari geotermal, yakni 6000 MWe sebelum tahun 2020.
Menurut Dekan Fakultas Teknik UGM Dr. Tumiran, kursus geotermal ini diadakan dengan menggandeng dua institusi besar dari Selandia Baru yang memiliki kekuatan pendidikan dan riset di bidang geotermal yakni GNS Science dan The University of Auckland.
” Kursus ini sekaligus untuk melanjutkan tradisi panjang kerjasama yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Selandia Baru dalam pendidikan, riset dan bisnis geotermal,” ujar Tumiran dalam sambutannya di KPTU Fakultas Teknik, Senin (12/7).
Tumiran menambahkan kursus geotermal ini dipandang cukup penting mengingat selama ini konsumsi energi terbesar Indonesia berasal dari energi fosil itu. Sedangkan hingga tahun 2018 energi utama terutama untuk pembangkit listrik masih digantungkan dari energi fosil. Di sisi lain Indonesia dipandang memiliki sumber energi geotermal yang potensial hingga 27.176 MWe. Sayangnya, energi yang besar ini belum dimanfaatkan secara optimal.
” Sumber energi geotermal Indonesia sebenarnya cukup potensial dikembangkan. Sayangnya ini masih belum dimanfaatkan secara optimal yang salah satunya karena problem/kendala teknologi,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara kursus geotermal Ir. Pri Utami, M.Sc., menambahkan kursus yang diadakan hingga 17 Juli ini diikuti oleh 60 orang peserta baik dari UGM maupun luar UGM. Dalam kursus juga hadir 2 orang pengamat eksternal dari Kedutaan Selandia Baru dan 8 orang pengamat internal dari Pusat Studi Panasbumi FT UGM.
” Kursus diberikan oleh 9 orang ahli geotermal, 5 orang ahli geotermal geoscience dan 4 orang ahli geotermal engineering,” imbuh Utami.
Kursus geotermal selain dengan tatap muka, latihan dan diskusi juga dilengkapi dengan kunjungan ke lapangan panas bumi Dieng Jawa Tengah. Disamping memberikan kursus para pengajar tamu dari Selandia Baru juga akan mengunjungi fasilitas riset dan pendidikan di FT UGM serta Program Studi Geofisika FMIPA.
” Kegiatan ini sekaligus untuk memperkuat kerjasama riset yang telah ada dan menggali kemungkinan kerjasama yang baru,” katanya.
Perencanaan kursus geotermal ini telah mulai dirintis sejak November tahun lalu, didahului dengan kunjungan program WCRU (Faculty Promotion) oleh delegasi Pusat Studi Panasbumi FT UGM yang dipimpin oleh Dekan FT UGM Dr Tumiran ke kedua institusi di Selandia Baru tadi. Perencanaan dilanjutkan dalam kunjungan balasan oleh delegasi GNS Science ke FT UGM pada bulan April 2010, serta pertemuan dengan dekan dan staf akademik dari School of Engineering The University of Auckland dan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia pada acara World Geothermal Congress di Bali, 25-30 April 2010 (Humas UGM/Satria)