Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM Hendra Edi Gunawan, S.T., M.Sc mengatakan terdapat tiga faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan/tabrakan di jalan. Ketiga faktor tersebut diakibatkan manusia, kendaraan dan jalan/ lingkungan. Faktor manusia menjadi paling dominan 92% menyusul faktor kendaraan 5% dan jalan/lingkungan sebesar 3%.
Menurut Hendra angka kecelakaan di Indonesia cukup tinggi. Data tahun 2004 menyebutkan korban meninggal akibat kecelakaan mencapai 30.464 jiwa, luka berat 450.000 jiwa dan luka ringan 2.100.000 jiwa. PDO mencapai 13.515.000 unit sehingga total kerugian mencapai Rp 41 triliun.
Dari data pada tahun 2004 mengandung arti tiap 1 jam terjadi 10 kecelakaan lalulintas dan tiap 30 menit 1 orang meninggal karena kecelakaan lalulintas. “Angka ini meningkat pada tahun 2006. Di tahun ini setiap 15 menit satu orang terluka parah akibat kecelakaan dan tiap 10 menit satu orang terluka ringan akibat kecelakaan dan negara telah mengalami kerugian ekonomi mencapai Rp 91 triliun,”paparnya, di ruang Grha Sabha Pramana, Kamis (15/7) saat berlangsung seminar “Keselamatan Berkendara di Jalan”.
Secara anatomi kecelakaan sebagai akibat murni karena nasib sebesar 1% karena semua sistem dinilai telah berfungsi ideal. Sementara 99% disebabkan satu atau lebih akibat gagal fungsi karena kendaraan, pengemudi atau infrastruktur jalan.
Meski angka kecelakaan sangat tinggi, Hendra menegaskan keselamatan tidak lagi sekedar tidak terjadi kecelakaan namun lebih menunjukkan tiadanya keadaan berbahaya/ membahayakan. Selain itu saat berada di jalan pengendara diharapkan berusaha mencegah munculnya keadaan/perilaku membahayakan. “Memberikan rasa aman merupakan upaya yang sangat baik. Hal itu bisa ditunjukkan dengan mengutamakan pejalan kaki dan menciptakan citra nyaman berkendaraan di suatu daerah. Dengan begitu mau tidak mau akan menjadi daya tarik kota, terlebih Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar dan pariwisata,” pungkasnya.
Seminar dalam rangka Research Week ini menghadirkan pula dua pembicara lain, AKBP Affandi dari Polda DIY dan Maryanto dari Divisi Safety Riding Astra Honda. (Humas UGM/ Agung)