JOGJAKARTA (KU) – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus lebih diberdayakan agar mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian negara melalui program restrukturisasi, profitisasi, dan privatisasi. Dari 3 program ini, BUMN mampu memberikan dukungan yang cukup signifikan terhadap upaya pemerintah mengembangkan pasar modal. Bahkan peran penting BUMN lebih terlihat strategis di tengah tekanan krisis global sebagaimana yang terjadi saat ini.
Hal itu disampaikan Mantan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN, Tanri Abeng, MBA., dalam ujian terbuka promosi doktor program studi multidisiplin, Sekolah Pascasarjana UGM, Sabtu (17/7).
Dalam disertasinya, Tanri Abeng, mengungkapkan peran penting BUMN dalam mengerakkan perekonomian negara terlihat dari pertumbuhan belanja investasi yang melonjak, dari Rp 32 triliun pada 2004 menjadi 128 triliun pada 2008. Meneg BUMN memperkirakan belanja investasi BUMN pada tahun 2008 akan terus meningkat ke posisi Rp 152 triliun. Kontribusi dividen BUMN terhadap penerimaan negara melonjak hampir 300 persen dari di bawah Rp 10 triliun pada 2004 menjadi Rp 29 triliun pada 2008. Laba bersih BUMN juga tumbuh 77 persen dari Rp 44 triliun menjadi Rp 78 triliun pada tahun 2008.
“Kementerian Negara BUMN mencatat kapitalisasi pasar 15 BUMN terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode April 2009 mencapai Rp 373,74 triliun. Padahal tahun 2005, total kapitalisasi pasar BUMN hanya sekitar Rp 260 triliun atau menguasai 32,4 persen dari total kapitalisasi pasar di BEJ,†kata promovenduz yang lulus dengan predikat cumlaude ini.
Kendati begitu, ujar suami Farida Abeng ini, dari 132 BUMN, terdapat 22 BUMN yang dinilainya masih bermasalah karena tidak mempunyai nilai komersialisasi dan adnya intervensi kebijakan politis dari pemerintah dan DPR. Diantara 22 BUMN tersebut salah satunya PT. KA, PT. PLN. Untuk membenahi 22 BUMN harus ditangani secara khusus. “Karena ada campur tangan kebijakan politis dalam hal menentukan tarif, seharusnya 22 BUMN itu ditangani secara khusus. Sisanya, dijadikan holding company,†ujar pria kelahiran Sulsel 68 tahun lalu itu.
Sekain itu, Tanri Abeng mengusulkan agar Lembaga legislatif seperti DPR juga tidak mengintervensi BUMN namun memberikan solusi pembenahan BUMN menjadi lebih baik.
Dihadapan tim penguji, promovenduz menyampaikan kegiatan restrukturisasi BUMN diharapkan dapat terwujud suatu badan usaha yang memiliki daya saing tinggi yang pada akhirnya akan mampu menciptakan laba yang tinggi. Selanjutnya, langkah profitisasi ditujukan untuk meningkatkan secara agresif efisiensi perusahaan sehingga dapat mencapai profitabilitas dan nilai perusahaan yang optimum.
“Program ini dititikberatkan pada konsolidasi internal yakni melakukan fokus ulang kegiatan usaha, melakukan peningkatan pendapatan, dan melakukan pengurangan biaya,†ujar Tanri Abeng .
Sedangkan, privatisasi berupa peningkatan penyebaran kepemilikan kepada masyarakat baik pihak asing maupin dalam negeri guna memperoleh akses pendanaan, akses pasar, teknologi serta keterampilan untuk bersaing di tingkat global.
Prof. Nopirin, selaku promotor Tanri Abeng dalam ujian doktor menyampaikan rasa bangganya selaku promotor karena bisa meluluskan promovenduz dengan predikat cum laude. Kekaguman Nopirin berangkat dari semangat Tanri Abeng yang selalu tekun dan serius mengikuti jadwal konsultasi. Meski promovenduz memiliki pengalaman mengurus banyak korporasi, pernah jadi CEO ‘manajer satu milyar’, menteri pendayagunaan BUMN, kepala lembaga internasional namun tidak mengurangi semangatnya untuk serius melakukan konsultasi.
“Umur ternyata tidak jadi halangan baginya. Sekarang sudah memasuki kepala enam. Dengan tekun berkonsultasi hingga disertasinya diselesaikan dengan baik. Kami dari promotor memandang metode penelitian dan analisis yang dibuat cukup bagus, sesuai dengan tuntutan akademis,†ujar Guru besar FEB UGM ini.
Kepada Tanri Abeng selaku Promovenduz, Nopirin berpesan untuk menerapkan filosopi air yang selalu mengalir dari atas ke bawah. Kemudian filosofi padi, semakin berisi semakin merunduk. Karena itu, Nopirin meminta Tanri Abeng untuk selalu menularkan pengalaman dan ilmunya bagi dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. “Belajar tidak hanya selesai setelah dapat gelar doktor, tapi belajar hingga sepanjang hayat. Pegalaman saudara ini bisa berguna untuk diri anda sendiri, keluarga dan masyarakat,†pesannya.
Sebagai alumnus UGM, Nopirin berharap Tanri Abeng menjunjung tinggi nama almamater dengan banyak berbuat baik bagi masyarakat. “Saudara sekarang anggota keluarga alumni UGM. Anda tidak bisa melepaskan itu di manapun berada. Junjunglah nama almamater ini. Nama universitas ini akan melambung jika nama alumninya melambung. Maka dari itu, jangan melakukan tindakan yang tercelah,†pungkas Nopirin.
Beberapa tamu yang hadir diantaranya Menteri Keuangan RI Agus Martowardojo, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Ketua DPD RI Irman Gusman, Mantan Menteri Perhubungan Jusman Syafei Jamal, mantan Menteri Negara Otonomi Daerah Dr. M. Ryaas Rasyid, dan Dr. Anggito Abimanyu. (Humas UGM/Gusti Grehenson)