Arsiparis UGM Herman Setyawan, A.Md dinyatakan sebagai juara II Arsiparis Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2010. Dalam ajang pemilihan Arsiparis Berprestasi Tingkat Nasional yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan nasional RI, Herman Setyawan berhasil mendapatkan akumulasi nilai 82,27. Ia berselisih tipis dengan Bambang Handoyo, S.Pd dari Biro Umum Setjen Kemdiknas yang keluar sebagai juara I dengan mengantongi nilai 82,33.
Dalam kompetisi yang berlangsung selama tiga hari, 22 s.d 24 Juni 2010 di Jakarta diikuti 21 peserta berasal dari berbagai perguruan tinggi dan instansi di bawah Kementerian Pendidikan Nasional. Masing-masing peserta melakukan uji kompetisi dengan materi seputar kepribadian, pengetahuan kearsipan, praktek kearsipan, wawancara serta perihal laporan pekerjaan.
Kepala Arsip UGM, Drs. Machmoed Effendi, M.Hum merasa bangga sekaligus memberikan apresiasi tinggi atas prestasi tersebut. Bahwa kemenangan Arsiparis UGM kali ini melengkapi prestasi-prestasi Arsip UGM sebelumnya. Dimana sebelumnya Arsiparis UGM Zaenudin, A.Md berhasil menjadi juara II Arsiparis Teladan Kemdiknas tahun 2009. Selain itu Arsip UGM pada tahun 2007 terpilih sebagai teladan I Tingkat Nasional. “Hanya saja untuk lembaga kearsipan yang pernah terpilih sebagai teladan I tidak diperkenankan dalam kompetisi di tahun-tahun berikutnya. Sementara untuk kemenangan Herman Setyawan pemberiatahuan disampaikan Kepala Biro Umum Kemdiknas dalam suratnya yang dikirim ke UGM pada tanggal 5 Juli 2010 lalu,” ujar Machmoed Effendi, di Kampus UGM, Kamis (22/7).
Lebih lanjut Machmoed menjelaskan Arsip UGM saat ini sudah menjadi anggota International Council Archives (ICA) pada seksi Institutional Research University Archives dengan nomor kenaggotaan C-2388/2010-ICA. Dengan keanggotaan ini Arsip UGM berarti menjadi satu-satunya lembaga kearsipan perguruan tinggi di Indonesia dan ketiga di ASEAN dalam keanggotaan ICA. “Dengan menjadi ICA kedepan para peneliti di UGM yang ingin mendapat data dari lembaga kearsipan sesama anggota ICA tidak lagi harus datang ke lembaga kearsipan yang bersangkutan. Mereka cukup mengakses data dari Arsip UGM,” pungkasnya. (Humas UGM/ Agung)