JOGJAKARTA (KU) – Kebijakan Rekstrukturisasi terbukti berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Faktor ketepatan memilih srategi, perubahan terpimpin dan orientasi kewirausahaan menjadikan proses restrukturisasi tahun 1998-2001 dan 2005-2008 berhasil. Sejak tahun 2007, laba operasi Garuda Indonesia mulai positif yaitu Rp 221,2 miliar, meningkat menjadi Rp 1.187 miliar tahun 2008 dan pada tahun 2009 menjadi Rp. 1200 miliar.
Hal itu disampaikan oleh mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Abdulgani, dalam ujian promosi doktor Sekolah Pascasarjana, Sabtu (24/7). Bertindak selaku promotor Prof. Dr. mardiasmo, MBA. Ak., dan Ko-promotor Prof. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec., Ph.D., dan Prof. Dr. Yeremias T.Keban, MURP.
Dalam mempertahan hasil disertasinya yang berjudul “Pengaruh Restrukturisasi Terhadap peningkatan Kinerja PT. Garuda Indonesiaâ€, Abdulgani mengatakan perubahan terpimpin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja garuda Indonesia saat ini. Menurutnya, pimpinan yang memotivasi merupakan indikator yang paling sesuai diterapkan di perusahaan maskapai penerbangan. Disamping pimpinan yang antisipatif dan inspirasi.
“Pemimpin yang tepat bisa mampu membawa Garuda ,mencapai kinerja yang positif, namun sebaliknya yang tidak sesuai membawa perusahaan ke dalam keterpurukan,†kata Abdulgani yang lulus doktor ke 1235 dengan predikat cumlaude.
Kemudian dia melanjutkan, pemimpin yang tepat tidak hanya mampu menyusun strategi dnegan baik, tapi juga mampu menjalankannya secara konsisten. Disamping bisa mentransformasi nilai-nilai perusahaan kepada seluruh karyawan sebagai follower dan adaptif.
Sementara Ketepatan strategi diakui Abdulgani juga sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan Garuda Indonesia. Pasalnya, semua perusahaan membutuhkan strategi agar dapat berjalan dengan optimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Sedangkan orientasi kewirausahaan jadi faktor penentu keberhasilan perusahaan dalam mencapai kenerja tinggi. Sebab kompetensi belum sepenuhnya mampu diwujudkan dalam bentuk perbaikan kinerja jika tidak dilengkapi dengan orientasi kewirausahawan. “karenanya Garuda Indonesia harus profitable dan mandiri kedepannya, agar bisa berkesinambungan,†ujarnya.
Dihadapan tim penguji, Abdulgani menyampaikan seorang Direktur Utama Garuda Indonesia harus dipilih dari orang yang betul-betul memiliki visi bisnis dan mampu menterjemahkan ke dalam strategi yan tepat sesuai dengan kondisi perusahaan dan lingkungannya.
Meski berstatus BUMN, imbuhnya, manajemen Garuda perlu dibebaskan dari intervensi pemerintah, lembaga legislatif dan pihak lain yang bisa berpengaruh buruk terhadap kinerja perusahaan. Menurutnya, restrukturisasi pertama dan kedua bisa berhasil dengan baik dikarenakan manajemen Garuda Indonesia bebas dari beragam intervensi dalam pengelolaan bisnis. (Humas UGM/Gusti Grehenson)