Yogya, KU
Ajaran luhur yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin secara garis besar dikategorikan ke dalam empat kelompok, yaitu ajaran keimanan dan ketakwaan, ajaran kerarifan, kedisipilinan dan tata-krama. Ke-empat ajaran ini menjadi nilai-nilai etis dan moral dalam sistem kepemimpinan Sunan Gunung Jati yang tertuang dalam pepatah-letitih serta perilaku kepemimpinannya.
Demikian dikemukakan Drs Eman Suryaman MM dalam ujian terbuka promosi Dotor Ilmu Filsafat di Ruang Seminar Lantai V Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, Sabtu (19/4). Promovendus menyampaikan judul disertasi ‘Nilai-nilai Kepemimpinan Sunan Gunung Jati, Relevansinya Bagi Pembangunan Moral Kepemimmpinan di Indonesia’.
Didampingi promotor Prof Dr Djoko Suryo dan ko-promotor Prof Dr Lasiyo MA, MM, Promovendus yang dilahirkan di Cirebon, 5 Mei 1963 ini mengatakan, ke-4 ajaran tersebut dikelompokkan kembali dalam etika teistik, etika kepribadian, etika sosial.
Etika teistik, kata Eman, menekan pada masalah keimanan dan ketakwaan, merupakan pondasi yang membuat kokohnya bangunan individu, masyaraklat, Negara dan bangsa. Sementara etika kepribadian, berkaitan dengan pembangunan karakter dan moralitas individu dalam hal ini dibagi dua, kepribadian berkaitan dengan kedisiplinan, keraifan dan kebijakan.
Sedangkan, etika sosial menekankan pada persoalan-persoalan yang berkaitan engan dengan hubungan manusia dengan manusia lain dan dengan alam semesta.
“Etika sosial ini dalam ajaran Sunan Gunung Jati,terlihat jelas dalam pepatah-petitih tentang kesopanan,†katanya.
Menurut Eman, nilai-nilai kepemimpinan Sunan Gunung Jati yang terdapat dalam pepatah-petitih dan juga perilaku kepemimpinannya, mempunyai pengaruh dan relevansi dalam pembangunan moral kepemimpinan Indoensia saat ini.
“Nilai-nilai ini mempunyai filosofi yang sangat dalam yang berakar pada tradisi dan budaya bangsa Indonesia dan mampu untuk dipahami dan diterjemahkan sesuai dengan konteks kekinian,†jelasnya.
Di samping itu, kandungan nilai-nilai dalam sistem kepemimpinan Sunan Gunung Jati dapat juga dikatakan sebagai nilai-nilai etika universal.
“Prinsip-prinsip nilainya cocok untuk setiap zaman dan waktu. Seperti keimanan, karifan, kejujuran, kedisiplinan dan kemanusiaan. Ini merupakan kekayaan tradisi bangsa pada masa lalu yang masih relevan untuk zaman Sejarang,â€ujar Pembantu Rektor IV UNSWAGATI Cirebon ini.
Promotor Prof Djoko Suryo dalam sambutannya mengatakan, promovendus kini telah menyandang gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan. Itu artinya mampu menyelesikan studi S3 ini dengan waktu relatif singkat, tekun dan gigih serta tahan banting.
“Karena itu jangan berhenti belajar, karena masih banyak yang belum dipelajari,†ujar Prof Dojoko Suryo mewakili tim promotor. (Humas UGM/Gusti Grehenson)