YOGYAKARTA-Keberadaan produk obat herbal dari hari ke hari kian diminati serta mendapat dukungan dari pemerintah. Sebagai salah satu bentuk dukungan pengembangan produk herbal tersebut Fakultas Farmasi UGM mengadakan Workshop dan Pameran Diseminasi Good Agriculture and Collection Practice (GACP) Produk Obat Herbal.
Menurut ketua panitia acara Dr.Puji Astuti, MSc.Apt, kegiatan pameran dan workshop produk obat herbal ini merupakan salah satu kegiatan dari proyek Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Eficiency tahun 2009. Untuk kegiatan workshop ujar Puji terutama difokuskan kepada para petani. Para petani ini nantinya akan banyak dikenalkan mengenai produk obat herbal mulai dari budidaya hingga pemasaran obat tradisional pasca panen.
“ Mengenalkan kepada para petani bagaimana supaya mereka juga tertarik mengembangkan obat herbal karena memiliki peluang bisnis yang bagus,†kata Puji di sela-sela acara pameran di Fakultas Farmasi UGM, Sabtu (31/7).
Sementara mengenai pameran produk obat herbal imbuh Puji terdiri dari sekitar 29 stand yang berasal dari industri kecil farmasi serta tradisional wilayah DIY dan Jawa Tengah. Dari hasil pameran dan workshop tersebut nantinya juga masih akan ditindaklanjuti dengan diseminasi hasil penelitian dan pengembangan obat herbal.
“ Setelah promosi nanti kita akan tindaklanjuti dengan diseminasi. Apa-apa saja jenis produk herbal yang sudah kita teliti kemudian akan kita bagi pengalaman kepada pelaku industri obat herbal baik skala kecil maupun yang besar,†katanya.
Dalam diseminasi tersebut nantinya akan dipaparkan 18 topik seputar pemanfaatan dan pengembangan obat herbal mulai dari delivery hingga khasiatnya.
Seperti diketahui pemerintah terus berupaya memperluas cakupan upaya pelayanan pengobatan tradisional/herbal secara bertahap ke pelayanan kesehatan formal. Misalnya Menteri Kesehatan mencanangkan program jamu masuk Puskesmas. Kementerian Kesehatan juga telah mencanangkan program saintifikasi Jamu dalam bentuk upaya penelitian berbasis pelayanan kesehatan. Saintifikasi jamu adalah upaya dan proses pembuktian ilmiah jamu melalui dokter peneliti sekaligus pelayanan kesehatan masyarakat. Langkah tersebut diharapkan bisa mendongkrak citra jamu untuk segera diterima di kalangan medis. Tujuannya adalah memberikan landasan ilmiah penggunaan jamu secara empiris melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan.
Pasca upaya saintifikasi jamu tersebut juga telah dilakukan revitalisasi Sentra Pusat Pengembangan Pengobatan Tradisional (SP3T) yang merupakan penghubung antara penelitian-pengembangan dengan pelayanan jamu sebagai salah satu obat tradisional, pemerintah juga telah memberikan kepercayaan kepada 17 RS Pendidikan, 15 RS diantaranya telah ditetapkan dengan SK Dirjen Bina Pelayanan Medik untuk mengembangkan integrasi jamu ke dalam pelayanan kesehatan (Humas UGM/Satria)