JOGJAKARTA (KU) – Penyakit bakterial merupakan jenis penyakit yang menjadi penyebab kegagalan terbesar usaha perikanan. Salah satu penyakit bakterial yang sangat berbahaya pada ikan gurame adalah Mycobacteriosis yang disebabkan oleh Mycobacterium sp. Di Indonesia, kejadian mycobacteriosis pada ikan gurame berkisar 30-60 persen.
“Mycobacteriosis merupakan penyakit kronik pada ikan. Dari infeksi penyakit ini menjadi penyebab kegagalan usaha perikanan 30-60 persen, karena ikan yang terkena akan mati,†kata Kepala Balai Budidaya Laut Batam, Drs. Djumbuh Rukmono, M.P., dalam ujian promosi untuk memperoleh gelar doktor di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Rabu (4/8). Bertindak selaku promotor Prof. drh. Wasito, M.Sc., Ph.D.,. Sedangkan ko-promotor Prof. drh. Hastari Wuryastuti, M.Sc., Ph.D., dan Drh. Sitarina Widyarini, MP., Ph.D.
Ciri yang mendasar dari ikan-ikan yang sudah terkena bakteri ini umumnya ikan berwarna gelap, perut membengkak dan mata menonjol. Lalu nafsu makan menurun dan pergerakannya lambat terlihat luka-luka di kulitnya. “Ciri paling khas, matanya akan menonjol, sirip rusak, luka di kulitnya,,†kata pria kelahiran Kelahiran banyumas, 11 November 1957.
Meski sampai saat ini, belum ditemukan obat yang efektif untuk pemberantasan mycobacteriosis pada ikan gurameh. Namun bila diketahui sejak dini maka penanganan penyakit ini bisa dilakukan. “Yang terkena harus dipisahkan di kolam yang lebih baik. Agar lebih segar, tidak stress dan bisa recovery,†ujar Rukmono yang lulus doktor dengan predikat cumlaude ini.
Berdasarkan hasil penelitianya, deteksi cepat dan akurat untuk peneguhan diagnosis terhadap mycobacteriosis pada ikan gurame ini bisa menggunakan uji polymerase chain reaction (PCR). Menurutnya, uji ini cukup akurat terhadap mycobacteriosis. Tidak hanya pada ikan gurame, tetapi juga pada ikan-ikan jenis lain bisa menggunakan uji ini. “Cukup dalam dua hari sudah bias didapat hasilnya. Selama ini, penanganan wabah Mycobacterium sp pada ikan selalu terlambat karena menunggu hasil identifikasi mikroorganisme penyebabnya yang relatif cukup lama,†tandasnya.
Seperti diketahui, Gurame merupakan salah satu komoditi unggulan perikanan budidaya dan revitalisasi perikanan budidaya. Selain Nila, lele dan patin, gurame menjadi salah satu prioritas untuk budidaya ikan air tawar, karena teknologinya sudah dikuasai, merupakan komoditas berorientasi pasar domestik dan ekspor, menyerap tenaga kerja dan padat karya. Penghasil ikan gurame di Indonesia adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Sulawesi Utara. (Humas UGM/Gusti Grehenson)