UGM kembali kehilangan salah satu guru besar terbaiknya. Pensiunan Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Prof. Dr. Ir. Prayoto, M.Sc., berpulang dalam usia 74 tahun. Suami dari Setyaningsih ini meninggal pada hari Selasa, 3 Agustus pukul 20.53 di Rumah Sakit Dr. Sardjito, Yogyakarta.
Pria kelahiran Yogyakarta, 31 Januari 1936 ini dimakamkan pada hari Rabu (4/8) di Pemakaman Keluarga UGM Sawitsari setelah diberangkatkan dari rumah duka, Bulaksumur B-15 Catur Tunggal, Depok, Sleman. Sebelumnya, jenazah disemayamkan di Balairung UGM untuk mendapatkan penghormatan terakhir dari keluarga besar UGM.
Rektor UGM, Prof. Sudjarwadi M.Eng., Ph.D., yang diwakili Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha (APU), Prof. Ir. Toni Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., dalam sambutannya menyebutkan bahwa dunia pendidikan, terutama dalam bidang Ilmu Fisika sangat kehilangan sosok yang dikenal aktif mengembangkan kegiatan penelitian terapan dalam rangka menyelenggarakan proses pengalihan kemampuan sains dan teknologi untuk mendukung pembangunan nasional.
“Almarhum cukup berjasa dalam menyumbangkan pikiran dan tenaga bagi perkembangan ilmu yang ditekuninya. Bagi Almarhum ilmu tidak akan berarti apabila tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan riil masyarakat luas. Dan untuk bisa memperoleh hasil yang maksimal, sebuah penelitian harus bersifat multidisipliner,†kata Rektor.
Almarhum, dimata Rektor , merupakan sosok yang perlu ditauladani baik dalam kecakapan maupun dalam perilaku sehari-hari. Prof. Prayoto sangat menghormati dan mencintai sesama, bekerja dengan sungguh-sungguh, serta berdisiplin dalam menjalankan tugas kewajibannya.
Prof. Prayoto, menyelesaikan pendidikan Sarjana di Fakultas MIPA UGM pada tahun 1960. Selanjutnya gelar master diraih tahun 1963 dan doktor tahun 1967 dari University of California, Los Angeles (UCLA). Semasa mengabdi di UGM, sejumlah jabatan pernah di pegangya, diantaranya, Ketua Jurusan Fisika Fakultas MIPA UGM (1982-1986), Dekan Fakultas MIPA selama dua periode (1985-1991), dan Ketua Lembaga Penelitian UGM (1994-1997).
Pria yang meraih jabatan guru besarnya pada 19 April 1983 dengan pidato pengukuhan berjudul “Peranan Penelitian dan Pembinaan Kemampuan Dalam Ilmu Pengetahuan Alam ini juga sempat menjabat sebagai dekan FT Unikom Bandung (2000-2004) dan Ketua STMIK AKAKOM Yogyakarta (2006-1010). Almarhum meninggalkan serorang isteri, dan empat orang anak. (Humas UGM/Ika)