YOGYAKARTA-Sebanyak 144 tenaga apoteker baru Fakultas Farmasi UGM hari ini diwisuda. Dari jumlah itu mayoritas masih didominasi oleh apoteker perempuan sebanyak 127 orang, dan apoteker laki-laki 17 orang. Dalam sambutan wisuda apoteker baru periode ll tahun akademik 2009/2010, Dekan Fakultas Farmasi UGM Prof. Dr. Marchaban, DESS, Apt mengatakan kualitas tenaga apoteker lulusan UGM sejauh ini cukup diperhitungkan di dunia kerja. Apalagi mengingat usia Fakultas Farmasi UGM yang merupakan Fakultas Farmasi tertua di Indonesia.
“ Gelar apoteker yang disandang merupakan anugerah Alloh SWT. Apoteker UGM cukup diminati di luar. Ini juga terkait dengan usia fakultas Farmasi UGM yang tertua di Indonesia yakni 64 tahun,†papar Marchaban, di Graha Sabha Pramana, Kamis (5/8).
Marchaban menambahkan dengan telah diwisudanya 144 apoteker baru tersebut berarti sejak berdiri 64 tahun silam, Fakultas Farmasi UGM telah meluluskan 5558 orang apoteker, dengan rincian 1825 apoteker laki-laki dan 3733 apoteker perempuan.
“ Sejak berdiri 64 tahun lalu sampai sekarang sudah ada 5558 tenaga apoteker Fakultas Farmasi UGM yang diluluskan,†katanya.
Sementara itu sebelumnya, ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) DIY Nunut Rubiyanto, S.Si., Apt, menjelaskan bahwa profesi apoteker masih cukup dibutuhkan di dunia kesehatan khususnya kefarmasian. Selain itu sebagaimana PP 51/2009 secara tegas disebutkan bahwa apoteker sudah merupakan bagian dari tenaga kesehatan di Indonesia.
“ Masih terbuka baik di dunia pelayanan kesehatan hingga industri farmasi,†papar Nunut.
Meski sudah diakui, selama ini dikatakan Nunut jasa apoteker belum sepenuhnya diakui dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia . Kondisi ini berbeda dengan pengakuan terhadap tenaga kesehatan lainnya. Ia mencontohkan apoteker di sebuah rumah sakit daerah yang mengambil jasa resep obat sekitar Rp 200,00 ternyata setelah diaudit Bawasda masuk sebuah pelanggaran/illegal.
“ Yang terus kita perjuangkan saat ini adalah pengakuan profesi apoteker dan pengakuan jasa apoteker agar setara dengan tenaga kesehatan lainnya,†imbuhnya.
Nunut menambahkan saat ini IAI selain memperjuangkan pengakuan terhadap jasa apoteker juga tengah berjuang melakukan perampingan/pemangkasan beberapa peraturan yang terlalu berbelit-belit (birokratis). Selain itu diharapkan untuk wisuda apoteker berikutnya akan sekaligus diberikan surat tanda registrasi (STR) sehingga bisa langsung dipergunakan.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, berpesan agar apoteker UGM yang baru saja diwisuda bisa terus memegang amanah tenaga kesehatan yaitu meringankan penderitaan manusia serta memperpanjang usia mereka. Tiga hal pokok yang harus dipegang oleh tenaga kesehatan ketika telah diwisuda dan memasuki dunia kerja yaitu kompetensi, profesionalisme, dan kesejahteraan.
“ Selain 3 hal prinsip tersebut diharapkan seorang tenaga kesehatan terutama apoteker jangan sampai melanggar nilai-nilai kemanusiaan ketika telah terjun di dunia kerja,†pesan Bondan.
Dalam wisuda tersebut sekaligus juga diberikan Dexa Award bagi mahasiswa berprestasi dan lulusan terbaik. Dexa Award diberikan kepada Dewi Arum, S.Farm., Apt., Nurul Latifah, S.Farm., Apt serta Indra Pramularsih, S.Farm., Apt. (Humas UGM/Satria)