YOGYAKARTA-Ada yang berbeda ketika saat ini kita berada di Hotel Phoenix. Disana nampak puluhan pakaian batik berjajar untuk dipamerkan. Sementara itu di sela-selanya terlihat juga berbagai hasil karya fotografi batik. Ya, itu merupakan bentuk apresiasi mahasiswa KKN Unit 27 UGM untuk membantu mempromosikan hasil produksi pakaian batik dari Paguyuban Batik Nur Giri Indah Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul.
Menurut penuturan koordinator mahasiswa unit 27 KKN-PPM UGM, Christa Adhi Tama, kegiatan yang dilakukan para mahasiswa hingga 18 Agustus ini sebagai bentuk nyata mereka untuk ikut membantu mempromosikan/memasarkan batik tradisional Gunungkidul yang saat ini sudah mulai meningkat pesat. Sayangnya, meski sudah meningkat pesat keberadaan batik khususnya dari Paguyuban Nur Giri Indah masih terkendala beberapa persoalan baik dari segi pengakuan maupun pemasaran.
“ Belum banyak yang tahu soal kekhasan batik Nur Giri Indah Tancep. Keunikan dari batik Tancep adalah pewarna yang digunakan untuk membatik yakni dengan menggunakan warna alami yang diambil dari alam seperti daun mahoni, biji jalawe dll,†kata Christa di sela-sela pameran, Kamis (5/8) petang.
Para pengrajin batik Nur Giri Indah sejauh ini mereka nilai juga masih sering dirugikan dari segi pengakuan. Masih ditemui pihak-pihak yang membeli batik Tancep dengan harga yang relative murah namun kemudian dijual dengan nama “brand/lebel†lain tapi dengan harga yang lebih mahal.
Berangkat dari kondisi yang dijumpai di lapangan tersebut maka 21 orang mahasiswa unit 27 KKN-PPM UGM mencoba membantu memberikan solusi pemasaran. Mahasiswa-mahasiswa tersebut berasal dari berbagai jurusan khususnya Ilmu Komunikasi, Sosiatri, Geografi, Ekonomi, MIPA hingga Sastra. Selain dengan pameran mereka juga membuat brosur, leaflet serta memberikan penyuluhan dasar-dasar pemasaran dan membatik kepada masyarakat maupun pengrajin batik Nur Giri Indah.
“ Karena berasal dari berbagai jurusan dan disiplin ilmu maka kita bisa melakukan dukungan dalam berbagai bentuk. Setelah selesai KKN pun kita upayakan untuk tetap terus melakukan pendampingan,†jelasnya.
Produk batik Nur Giri Indah antara lain berbagai macam batik tulis dan cap kombinasi yang meliputi kain, stola, kemeja, bantalan sofa, taplak, sprei bantal dan guling, sapu tangan dan produk lain seperti souvenir.
Sementara itu dosen pembimbing lapangan (DPL) mahasiswa unit 27 KKN-PPM UGM, Syafrizal, S.I.P. mendukung sepenuhnya kegiatan yang dilakukan mahasiswa. Kegiatan tersebut diyakini bisa ikut mendongkrak pemasaran batik Nur Giri Indah. Dengan cara-cara semacam ini diharapkan para pengrajin batik bisa melihat peluang pasar dan proses produksi dengan lebih baik lagi. Apalagi dalam perkembangannya batik tradisional asli seperti dari Nur Giri Indah ini berubah lebel.
“ Berubah lebel menjadi batik tertentu entah itu dari Yogya atau Solo. Diharapkan dengan dukungan mahasiswa KKN UGM ini bisa terus dikembangkan dan ada keberlanjutan,†kata Syafrizal.
Kelompok batik warna alam Nur Giri Indah berdomisili di Dusun Sendangrejo, Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul. Keberadaan kelompok ini tak lepas dari tangan dingin Ibu Sriharjoko yang akrab dipanggil Mbah Sri (60 tahun) yang sudah membatik sejak kecil. Perjalanan Mbah Sri membentuk kelompok batik warna alam Nur Giri Indah ini cukup terjal berliku. Disela-sela rutinitas beliau menjadi buruh batik di Sumiharjo dan Winotosastro Yogyakarta, Mbah Sri ini mulai berpikir untuk mengajak tetangga sekitar rumah untuk mengerjakan batik meski hanya sebagai buruh nyorek saja.
Ketika warga sekitar menyambut kegiatan membatik ini dan menjadikannya sebagai pekerjaan utama, Mbah Sri kemudian mencoba bangkit dan berniat membentuk kelompok batik sendiri. Berbekal tekad dan semangat yang kuat inilah akhirnya keinginan Mbah Sri untuk membentuk kelompok batik terwujud. Pada tahun 1992 kelompok batik warna alam Nur Giri Indah resmi berdiri hingga sekarang. Saat ini terdapat sekitar 40 orang pembatik di Sendangrejo, dan 25 orang diantaranya yang didominasi perempuan telah tergabung dalam Kelompok Nur Giri Indah. Produksi batik Nur Giri Indah telah tersebar di berbagi kota seperti Jakarta dan Bandung bahkan Jepang (Humas UGM/Satria-dan dari beberapa sumber)