JOGJAKARTA (KU) – Meninggal dunia di rumah dengan ditunggui sanak keluarga tersayang, merupakan dambaan bagi setiap orang. Tidak heran, jika gerakan perawatan di rumah (home care) kini berkembang pesat di Amerika Serikat, Inggris, Australia, Selandia baru dan kanada. Bahkan perawatan di rumah dilakukan dalam bentuk baru yang ditangani oleh asuransi layanan kesehatan.
Berbeda dengan Indonesia, pelayanan perawatan home care (HC) relatif masih baru. Layanan ini mayoritas dimanfaatkan oleh pasien kanker dalam stadium lanjut (terminal). Di Jogjakarta, layanan HC sudah berdiri sejak tahun 1996. Merupakan yang pertama berdiri di Indonesia. “Hampir 60 persen pasien yang kita tangani adalah penderita kanker, diikuti penyakit stroke, diabetes mellitus dan sebagainya,†kata dokter bagian penyakit dalam FK UGM dr. Probosuseno, Sp.PD, K-Ger dalam seminar Palliative Care, Sabtu kemarin di FK UGM.
Dari penelitian HC di Jogjakarta, kata Probosuseno, kebanyakan pasien yang tinggal dirumah, semuanya ditunggui oleh keluarga di waktu meninggal. Mereka meninggal antara pukul 00-06, disusul 06-12.00 dan 18.00-24.00. Penyebab kematian diduga karena stadium akhir sebanyak 55 persen dan diduga sepsis 45 persen. “Kebanyakan pasien meninggalnya dapat diperkirakan,†kata ketua Masyarakat Paliatif Yogyakarta ini.
Diakui Probo, adanya perawatan di rumah tersebut selain mengurangi biaya yang dikeluarkan apabila dirawat di rumah sakit, pasien juga merasa dibesarkan hatinya dengan adanya dialog, saling berbagi rasa dengan sanak keluarga sehingga bisa mengurangi rasa sakit ataupun kesedihan yang dirasaka.
“Menghemat biaya pemondokan, mengurangi frekuensi hospitalisasi, dan memperpendek lama perawatan di rumah sakirt setelah fase akut,†jelasnya.
Menurut Probo, Home care merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perawatan dalam menghadapi kondisi tubuh yang makin rapuh atau sakit kronik. Upaya penyelenggaraan HC yang dikoordinasikan oleh RS merupakan upaya yang secara ekonomis layak sebagai alternatif lain dari perawatan di RS sejauh pertimbangan medis, lingkungan sosial dan aspek psikologis.
“Kunjungan ke rumah dari seorang dokter atau paramedis amat bermanfaat bagi penderita sehingga memberi pilihan bagi penderita untuk dirawat,†katanya.
Wakil ketua pantia seminar, Christiantie Effendy, S.Kp, M.kes mengatakan perawatan di rumah (home care) merupakan salah satu bentuk perawatan paliatif yang merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang manusiawi dengan tujuan menghilangkan penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup penderita dan keluarganya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)