• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Teliti Pembangunan Hutan Berwawasan Sosial, Bahdarsyah Raih Doktor

Teliti Pembangunan Hutan Berwawasan Sosial, Bahdarsyah Raih Doktor

  • 09 Agustus 2010, 18:03 WIB
  • Oleh: Agung
  • 4623
  • PDF Version
Teliti Pembangunan Hutan Berwawasan Sosial, Bahdarsyah Raih Doktor

Kegagalan pembangunan hutan tanaman menuntut adanya perubahan paradigma pengelolaan hutan, dari pendekatan konvensional timber management menuju strategi kehutanan sosial. Belajar dari kegagalan tersebut, strategi kehutanan sosial meliputi pengelolaan sumberdaya hutan (Forest Resource Management, FRM) dan pengelolaan ekosistem hutan (Forest Ecosystem Management, FEM).

Menurut Ir. Bahdarsyah., M.Pd kedua bentuk pengelolaan hutan pada strategi kehutanan sosial ini bersifat komplementer dengan dirancang mengikuti prosedur perencanaan artikulatif dan berbeda dalam perumusan manfaatnya. "Kehutanan sosial merupakan suatu strategi, model atau pendekatan penting dalam pengembangan kehutanan yang menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumberdaya hutan, pemecahan masalah penduduk lokal, penyelesaian berbagai konflik, mengharmoniskan hubungan manusia dan kehutanan, perubahan sosial, terintegrasi dengan keragaman serta pemeliharaan lingkungan," papar Bahdarsyah, Widyaiswara Madya di Balai Diklat Kehutanan Pekanbaru saat ujian terbuka program doktor UGM, Senin (9/8).

Bahdarsyah menjelaskan paradigma kehutanan sosial ditekankan tidak sekedar menghasilkan kayu, namun juga diarahkan untuk menghasilkan berbagai ragam hasil hutan, termasuk pangan, pakan ternak, buah, air, satwa liar, habitat dan keindahan serta mendistribusikan secara adil dalam pemenuhan kebutuhan berbagai kelompok masyarakat. "Dimensi sosiologi yang perlu diperhatikan dalam kehutanan sosial meliputi lahan, tenaga kerja, kependudukan dan lembaga sosial," jelas pria kelahiran Lubuk Linggau, Musi Rawas 12 April 1962 ini.

Dikatakannya kehutanan sosial berkaitan dengan cara pengambilan keputusan dan bagaimana mempengaruhi masyarakat di dalam dan di sekitar hutan. Untuk kepentingan kedua hal tersebut dapat dilakukan langkah-langkah dengan memahami kepentingan dan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan rencana pengelolaan, mengakui perlunya distribusi manfaat hutan, serta sejumlah ukuran penting terkait kapasitas dan kemampuan adaptasi masyarakat dalam mengukur akibat rencana pengelolaan hutan. "Pada hakekatnya hal ini sejalan dan tidak terpisahkan dari kegiatan pembangunan sosial. Inti pembangunan sosial merupakan usaha konkret dalam peningkatan kualitas hubungan sosial, interaksi sosial, sehingga tindak cukup hanya dengan pembangunan satu sektor saja," katanya.

Hasil penelitian Unit HTI Pulp di Distrik Malako, Area Pelalawan, PT. Arara Abadi Riau, Provinsi Riau menunjukkan dimensi ekologi, produksi dan sosial belum dikelola secara proporsional. Pada seluruh kawasan hutan tanaman, realisasi peruntukkan areal tanaman pokok, unggulan, kehidupan, kawasan konservasi, dan sarana prasarana berturut-turut 67%, 5%, 1%, 6% dan 2%, sisanya 19% dalam status konflik, sedangkan pada tingkat distrik 42%, 4%, 1%, 3% dan 1%, sisanya 49% dalam status konflik.

Selain itu praktek silvikultur THPB pada HTI belum mampu mengembalikan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan sebagai sumber kehidupan, bahkan belum mampu menciptakan hutan normal. Kekurangberhasilan tercermin dari rendahnya realisasi penanaman berkisar 20-40%, rendahnya kemampuan sebagai penyedia bahan baku industri sekitar 34%, potensi hutan tanaman pada umur daur berkisar 143-160 m kubik per ha, penebangan berfluktuasi, monokultur, miskin ragam hasil hutan dan daur tunggal.

Dalam desertasi "Strategi Pembangunan Hutan Tanaman Berwawasan Kehutanan Sosial" Bahdarsyah berkesimpulan pembangunan hutan tanaman industri belum mampu mendukung terwujudnya upaya rehabilitasi hutan, penyuplai bahan baku industri kayu, dan berkontribusi terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat setempat. "Oleh karena itu berbagai temuan penting penelitia ini dapat dijadian petunjuk dalam mendukung keberhasilan pembangunan hutan tanaman di masa mendatang," tuturnya. (Humas UGM/ Agung).

Berita Terkait

  • Teliti Hutan Rakyat di Gunungkidul, Ayu Dewi Raih Doktor

    Wednesday,15 December 2010 - 17:29
  • Teliti Deforestasi Hutan Sulawesi Tenggara Hantarkan Dosen Universitas Halu Oleo Raih Doktor

    Thursday,16 October 2014 - 15:31
  • Cum Laude, Teliti Pengelolaan Taman Wisata Alam Gunung Meja

    Wednesday,24 October 2012 - 15:42
  • Teliti Hutan Jati Di Jawa, Budi Widodo Raih Doktor

    Monday,22 July 2013 - 13:44
  • Meminimalisasi Deforestasi, Sistem Perencanaan Sumber Daya Hutan Perlu Diubah

    Monday,30 January 2012 - 13:11

Rilis Berita

  • UGM Terjunkan 6.247 Mahasiswa KKN-PPM 24 June 2022
    Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med. Ed., Sp.OG (K), Ph.D., secara resmi&
    Gusti
  • Generasi Muda Perlu Paham Aturan Main tentang Perlindungan Lingkungan Hidup 24 June 2022
    Dosen Geografi dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. M. Pramono Hadi, M.Sc., melihat ek
    Satria
  • Pemerintah Perlu Ambil Langkah Strategis Penuhi Kebutuhan Minyak Nasional 24 June 2022
    Indonesia telah menjadi net-importir minyak bumi selama 20 tahun terakhir. Kondisi tersebut ter
    Ika
  • Pakar Politik UGM: Tidak Ada Jalan Pintas Merubah Presidential Threshold 24 June 2022
    Protes atas syarat pencalonan presiden atau presidential threshold berupa kepemilikan 20 persen k
    Agung
  • Mengenal Mata Silinder dan Cara Mengatasinya 24 June 2022
    Mata silinder atau dikenal dengan istilah medis astigmatisme adalah gangguan refraksi mata yang m
    Satria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual