JOGJAKARTA (KU) – UGM bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) membangun program pembangunan jaringan air bersih (pipanisasi) di dusun Srunggo1, Desa Selopamioro, Imogiri, Bantul. Jaringan yang dibangun terdiri satu unit penampung air (reservoir) dan 8 unit hidran umum (HU) untuk didistribusikan kepada 167 KK.
Sumber air berupa sumur gali yang berada di atas bukit dengan ketinggian 30 meter, lalu air dialirkan ke dalam reservoir dengan sistem gravitasi menggunakan pipa HDPE 2” dengan debit sebesar 12,5 liter/detik. Selanjutnya air didistribusikan ke setiap HU dengan panjang pipa 1840 meter. Pemasangan pipa jaringan air bersih dan reservoir ini dilakukan oleh mahasiswa KKN PPM UGM sejak 19 Juni 2010.
Kordinator mahasiswa KKN PPM UGM unit Selopamioro, Dian Pramono, mengatakan pembangunan jaringan air bersih dibangun sesuai standar teknis yang ada serta didukung dengan kajian sosial masyarakat setempat. Pembangunan instalasi air bersih ini, bertujuan untuk memenuhi air bersih khususnya pada musim kemarau. “Jumlah penduduk yang mengalami kekeringan air sekitar 305 KK, yang kita bangun baru setengahnya. Sebelum ada pipaniasasi ini, mereka mengambil air di dekat goa cerme yang berjarak 1,5 KM dari sini,” kata Dian ditemui di sela-sela acara persemian program pipanisasi UGM, BAZNAS dan Pemkab Bantul, Senin (9/8).
Dian menceritakan, sumber air dibuat melalui pembuatan sumur gali dengan ukuran 2×5 meter dengan kedalaman 6 meter. Karena berada di atas bukit, sehingga tidak menggunakan energi untuk mengangkat air. Volume air yang tersimpan dalam sumber air tersebut diperkirakan 20 meter kubik tiap harinya. “Sehari terpakai sekitar 14-15 meter kubik,” ujar mahasiswa fakultas Teknik Sipil UGM asal Cirebon ini.
Untuk memenuhi kubutuhan air bagi warga yang belum terdistribusi air bersih, direncanakan akan dibangun pembangunan instalasi air tahap kedua. “Kita akan membangun satu buah reservoar, 7 Hidran Umum dengan panjang pipa 2000 meter,” kata Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN PPM, Muhammad Sulaiman,ST, MT.
Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (WRSP3M) UGM, Prof. Dr. Retno S. Soedibyo, M.Sc., Apt mengatakan daerah yang mengalami kesulitan air seperti di dusun Srunggo1 ini juga banyak terjadi di daerah lain di kawasan Bantul dan Gunung Kidul. “Hal yang sama uga dialami daerah lain, saya kira kerjasama seperti ini perlu dilakukan,” ujarnya.
Retno menambahkan, pembangunan jaringan air bersih merupakan salah satu tema yang berbasis riset yang diangkat dalam program pengerahan 4580 mahasiswa KKN PPM. “Tema program KKN PPM selalu berbasis riset. Tiap tahun kita menerjunkan lebih 6000 mahasiswa,” katanya.
Wakil Bupati Bantul Drs. H Sumarno menyampaikan, pembangunan masyarakat tidak cukup hanya dalam bentuk hasil pembangunan fisik semata. Namun lebih dari itu, kelanjutan dari pembangunan tersebut terwujud melalui kesadaran masyarakat untuk mengelola hasil pembangunannya. “Semua tergantung masyarakat, bagiamana mereka mengelola kelanjutannya,” ujarnya. Sementara Ketua BAZNAS Prof. Dr. Didin Hafidhuddin berharap pembangunan pipanisasi jaringan air bersih tersebut bermanfaat bagi masyarakat. (Humas UGM/Gusti Grehenson)