JOGJAKARTA (KU) – UGM meresmikan sentra industri kerajinan serat alam di desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo, Senin (9/8). Peresmian tersebut ditandai dengan pembukaan selubung gapura jalan masuk menuju desa salamrejo oleh Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (WRSP3M) UGM Prof. Dr. Retno. S. Soedibyo, M.Sc., Apt. Disaksikan oleh Wakil Bupati Kulon Progo Drs. Mulyono dan Kepala Desa Salamrejo, R. Harjanto Supadmo.
Dalam pidato sambutannya, Retno mengatakan, pembukaan sentra industri kerajinan hasil binaan program KKN PPM UGM, diharapkan para pengrajin bisa bersaing untuk menjual produknya hingga ke mancanegara. Kendati begitu, Retno lebih menekankan agar para pengrajin lebih memperhatikan kontrol kualitas produk. “Jika tidak ada standar kontrol kualitas produk, saya kira sulit bersaing. Di Indonesia, kontrol kualitas harus lebih diutamakan,” ujarnya.
Produk kerajinan yang berasal dari bahan baku serat alam, menurut Retno, memiliki daya saing di perdagangan internasional. Apalagi saat ini sedang trend pengembangan produk yang berwawasan lingkungan.
Wakil Bupati Kulon Progo, Drs. Mulyono, menyambut baik pembukaan sentra kerajinan serat alam di Kulon Progo. Dia mengharapkan agar mahasiswa KKN PPM UGM terus bersinergi dengan masyarakat dan pemerintah untuk melakukan hal yang sama di kabupatennya.? “Program ini harus terus berlanjut di masa mendatanag. Dengan pengembangagn serat alam, justru lebih dirasakan manfaatnya bagi masyarakat,” ujar Mulyono.
Kepala desa Salamrejo, R. Harjanto Supadmo, mengatakan desa Salamrejo merupakan desa para pengrajin. Hampir semua warga desanya, berprofesi sebagai pengrajin. Dengan adanya pembukaan sentra industri kerajinan, diharapkan mampu menyedot wisatawan untuk datang ke desa Salamrejo.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. Arif Wibisono menyebutkan terdapat sekitar 900 pengrajin serat alam di desa Salamrejo. Dia menambahkan, desa ini potensial dikembangkan sebagai sentra industri kerajinan seperti sentra kerajinan keramik yang ada di Kasongan, Bantul. Melalui pelatihan rutin pengembangan sumber daya manusia, peningkatan kreativitas melakukan inovasi produk dan penguasaan teknologi informasi. “Ke depan diharapkan pengrajin memiliki show room di sepanjang jalan desa salamrejo,” ujarnya.
Untuk mendukung Desa Salamrejo sebagai sentra industri dan wisata kerajinan serat alam, kata Arif, mahasiswa KKN PPM UGM dalam dua tahun terakhir tidak hanya membangun sarana fisik berupa gapura dan peta sentra industri sebagai identitas desa, tetapi juga melaksanakan berbagai program pendukung, diantaranya, analisis postur kerja para pengrajian, manajemen limbah dan penyuluhan pewarna alami, pengembangan desain dan inovasi, dan penyuluhan sistem pemasaran dan kewirausahawan. Selanjutnya, penyuluhan keselamatan dan kesehatan kerja, pembuatan website dan lomba desain produk. (Humas UGM/Gusti Grehenson)