YOGYAKARTA-Selama ini pisang raja (Musa sapientum) mungkin hanya dikenal sebagai buah untuk hidangan. Ternyata, selain buahnya yang enak untuk dimakan tanaman pisang raja juga berkhasiat untuk menyembuhkan luka pasca ekstraksi gigi. Tidak hanya itu, hasil penelitian tentang hal itu pun bisa menghantarkan mahasiswa UGM meraih medali emas pada PIMNAS XXIII di Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Bali, 21-23 Juli lalu.
Mahasiswa UGM yang berhasil meraih medali emas pada Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) PIMNAS XXIII itu adalah Yosaphat Bayu Rosanto, Nur Ferliana Sari, Hajar Novelty Wity, Rahma Ningsih dan Sekar Putri. Kesemuanya merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Dokter Gigi FK UGM angkatan 2006 dan 2007.
Menurut penuturan ketua tim Yosaphat Bayu Rosanto, getah tanaman pisang selama ini dianggap limbah yang mencemari lingkungan dan menodai pakaian, tetapi masyarakat di pedesaan sering menggunakan getah pisang untuk menyembuhkan luka. Hal inilah yang mendasari dilakukannya penelitian ilmiah oleh para mahasiswa tersebut.
“ Apalagi getah pisang selama ini kita ketahui mengandung saponin, flavonoid, dan asam askorbat,†kata Yosaphat di UGM, Kamis (12/8).
Ditambahkan Yosaphat, getah tanaman pisang selama ini diketahui mengandung saponin (untuk pembentukan pembuluh darah baru), flavonoid (penyingkat fase peradangan sekaligus pencegah infeksi) dan asam askorbat (pembentuk jaringan ikat kolagen). Penelitian para mahasiswa untuk mengetahui efek gel getah batang pisang terhadap jumlah angiogenesis, kepadatan kolagen, dan jumlah osteoblas pada proses penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi telah diujicobakan pada marmut.
“ Penelitian sejauh ini memang baru diujicobakan pada 24 marmut,†katanya.
Dua puluh empat marmut itu kata Yosaphat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kontrol positip dengan menggunakan obat penyembuh luka, kontrol negative dengan gel CMC Na (Carboxymethyl Cellulose Natrium), dan dengan perlakuan yaitu kombinasi antara getah tanaman pisang raja dengan CMC Na. Dari hasil percobaan tersebut marmut yang mendapatkan perlakuan dengan getah tanaman pisang dan CMC Na lebih cepat proses penyembuhannya.
“ Marmut yang mendapatkan perlakuan sembuhnya bisa 5 hari. Sedangkan yang dengan cara lain bisa 10 hari bahkan 14 hari,’ jelasnya.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan jumlah angiogenesis, kepadatan kolagen, dan jumlah osteoblas yang bermakna pada aplikasi getah pisang pada luka pasca ekstraksi gigi. Namun, jumlah osteoblas tidak berbeda secara bermakna diantara 3 perlakuan.
“ Dengan itu maka bisa disimpulkan getah pisang raja ini dapat mempercepat penyembuhan luka setelah pencabutan gigi meski sementara baru pada marmut,†katanya.
Sementara itu terkait proses pembuatan getah tanaman pisang raja, Rahma Ningsih menuturkan tanaman pisang raja dipotong seperti biasa. Kemudian air dan getahnya diperas. Air dan getah pisang kemudian dikeringkan dengan oven selama 3 hari dengan suhu 55 derajat celcius. Hasil pengeringan itu kemudian dicampurkan dengan CMC Na.
“ Perbandingannya getah pisang 80% sedangkan CMC Na nya sekitar 20% saja,†ujar Rahma.
Diopaparkan Rahma, dengan hasil penelitiannya tersebut maka tidak menutup kemungkinan nanti bisa segera diterapkan pada manusia setelah melalui serangkaian pengujian seperti uji kandungan, uji toksisitas, uji klinis hingga paten.
Sedangkan disinggung masalah biaya untuk penelitian cukup murah berkisar hingga Rp 135 ribu. Biaya itu dipergunakan untuk membeli batang pisang dan proses pengeringan dengan oven.
“ Biaya penelitian cukup terjangkau hingga Rp 135 ribu saja terutama untuk membeli tanaman pisang hingga proses pengeringan dengan oven,†urai Rahma.
Seperti diberitakan sebelumnya, UGM berhasil meraih juara Umum dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional XXIII yang digelar di Universitas Mahasaraswati, Denpasar, 21-23 Juli 2010. Dalam kegiatan yang diikuti 113 perguruan tinggi ini UGM memboyong 19 medali, 9 emas, 4 perak, dan 6 perunggu.
Kesembilanbelas medali yang diperoleh UGM untuk presentasi program kreativitas mahasiswa (PKM) berhasil meraih 5 emas, 1 perak, 4 perunggu. Sementara dalam lomba poster mendapatkan 4 emas, 3 perak, dan 2 perunggu.
Sementara peringkat kedua diduduki oleh Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dengan perolehan 10 medali, 3 emas, 3 perak, 4 perunggu. Disusul pada urutan ketiga Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang meraih 8 medali, 4 emas, 2 perak, serta 2 perunggu (Humas UGM/Satria)