Seringkali dipertanyakan keterkaitan antara demokrasi dengan keadilan dan kesejahteraan. Karena kenyataannya, demokrasi bangsa Indonesia belum menyentuh demokrasi ekonomi dan penegakan hukum yang memenuhi rasa keadilan masyarakat. Bahwa demokrasi belum segaris lurus dengan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Meskipun demikian, demokrasi merupakan harga mati. Sekali bergulir demokrasi seperti pasta gigi, sekali pencet keluar tidak bisa dimasukkan kembali. “Kita tidak boleh mundur ke belakang lagi pada pemerintahan yang otoriter, karena sejarah menunjukkan sistem itu juga tidak mampu memberi kesejahteraan,” ucap Gubernur DIY dalam amanat yang dibacakan oleh Rektor UGM Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D saat memimpin upacara peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-65, di halaman Balairung, Selasa (17/8).
Selanjutnya Gubernur DIY mengungkapkan bahwa demokrasi bukanlah tujuan. Demokrasi hanyalah cara, tujuannya adalah mensejahterakan rakyat. Demokrasi merupakan sarana untuk mencapai tujuan kedaulatan politik di tangan rakyat, sementara pembangunan ekonomi bertujuan menciptakan kemandirian di bidang ekonomi. “Namun di balik itu, di berbagai tempat juga telah bersemai bibit-bibit demokrasi yang mencerahkan, yakni demokrasi partisipatif dengan peran inisiatif masyarakat yang semakin meningkat dan berlanjut. Sehingga demokrasi lebih menjamin pemerintahan yang transparan dan dapat dikontrol oleh masyarakat,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Gubernur, bertolak dari kenyataan tersebut, menjadi tepat momentumnya jika Peringatan Proklamasi yang ke-65 ini ditandai sebagai dasawarsa kedua gerakan reformasi, yang dapat disebut sebagai Reformasi Gelombang Kedua untuk menuju kehidupan yang lebih sejahtera, demokratis dan berkeadilan. “Karenanya dalam peringatan tahun 2010 ini hendaknya kita bisa menangkap pesan Proklamasi, yang dapat kita baca maknanya dari seluruh teks,” katanya.
Selain unsur pimpinan universitas dan fakultas, dalam Peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI ke-65 kali ini tampak hadir jajaran pimpinan MWA, Senat Akademik, MGB, para staf pengajar, pegawai serta mahasiswa di lingkungan UGM. (Humas UGM/ Agung)