JOGJAKARTA (KU) – Di banyak negara, posisi pendidikan program diploma menempati simpul strategis dalam jejaring tenaga kerja nasional. Tidak hanya sebagai andalan untuk memasuki persaingan global. Tapi juga sebagai tenaga menengah yang profesional, menjadi tumpuan terbesar produktivitas kerja suatu bangsa. Hal itu disampaikan oleh Rektor UGM Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D dalam pidato sambutan wisuda program Diploma, Jumat (20/8).
Rektor menyampaikan, UGM sudah merintis program diploma yang mensintesakan kemampuan sains dan keterampilan untuk menempati posisi simpul sangat strategis dalam piramida tenaga kerja Indonesia. Lulusan Diploma UGM tidak hanya mampu bersaing dalam mencari kerja namun juga mampu menciptakan lapangan kerja.
“Saudara wisudawan dan wisudawati adalah suatu angkatan tenaga ahli yang akan membuktikan unjukkerja seperti halnya rekan-rekan saudara di negara maju. Untuk itu, tugas berat ke depan menjadi tantangan bagi saudara. Harus gigih mencari kerja pada saat ini, namun diyakini bahwa sebagian dari saudara akan lancar mendapatkan kerja, sebagian akan mencipta kerja sendiri dan sebagian akan melalui perjuangan yang cukup panjang dalam mendapatkan kerja,” kata Rektor.
Rektor menyebutkan, saat ini jumlah alumni UGM mencapai lebih 200 ribu orang yang tergabung dalam organisasi Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada atau KAGAMA. Dia berharap, agar lulusan program Diploma memiliki rasa percaya diri. Sebagai alumni UGM yang memiliki kekuatan sejarah di masa lalu, diharapkan mampu menjadi tumpuan dalam menjawab tantangan di masa depan. “Walaupun sebagian besar akan menghadapi berbagai perjuangan berat, marilah kita syukuri bahwa kita telah menyelesaikan proses menjalani pembelajaran di kampus tercinta. Kelanjutan ke depan memerlukan perjuangan dalan bentuk lain, saya berharap saudara selalu penuh semangat dan berbahagia dalam melanjutkan pembelajaran di dunia kerja,” pintanya.
Wisuda Program Diploma kali ini, sebanyak 578 Ahli Madya yang diwisuda. Dengan lama studi rata-rata 3 tahun 1 bulan. Waktu studi tersingkat diraih oleh Rifqi Arsad, dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, yang menyelesaikan studi dalam waktu 1 tahun 4 bulan. Lulusan termuda diraih Galuh Ira Haryati, dari Fakultas MIPA, yang berhasil menjadi Ahli Madya pada usia 19 tahun 9 bulan. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi diraih Reny Setyasih Widodo, dari Fakultas Teknik dengan IPK 3,96. (Humas UGM/Gusti Grehenson)