Jumlah sumberdaya manusia yang kreatif dan bekerja produktif di Indonesia masih terlalu sedikit, dibanding potensi tenaga kerja secara keseluruhan. Terdapat pula banyak pekerja keras yang belum cerdas, oleh karena mereka tidak memiliki sains dan teknologi, serta seni yang mencukupi.
Demikian disampaikan Rektor UGM Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D pada wisuda pascasarjana Periode April 2008, di Gedung Grha Sabha Pramana, Kamis (24/4).
Menurut Rektor, banyak dari mereka yang pekerja keras itu, kini meninggalkan kepeduliannya pada masa depan bangsa. Pada konteks ini, katanya, UGM menaruh harap dan berkeyakinan bahwa lulusan program pascasarjana akan mampu mengembangkan benih-benih ilmu yang telah dimiliki, serta peduli pada kepentingan bangsa.
“Untuk itu, kami menunggu kontribusi saudara untuk pembangunan, kemakmuran, keamanan, kesejahteraan dan keadilan. Tentu saja, hal itu tidak mudah dikerjakan. Bahkan dalam pengerjaannya, tentu tidak akan terbebas dari rintangan-rintangan berat dalam aktualisasi ilmu pengetahuan bagi kepentingan bangsa dan negara,†ujar Prof Djarwadi.
Katanya, ciri-ciri ekonomi saat ini ditandai adanya deregulasi, liberalisasi dan privatisasi. Oleh karena itu, jika bisnis dunia pada tahun 1990-an dan akhir abad 20-an digerakkan oleh penemuan internet dan komputer, maka pada dekade 2010-an nanti hal itu akan digerakkan oleh industri berbasis kesehatan.
“Dalam konteks Indonesia saat ini dan ke depan, gerak bisnis dunia itu akan memberi pengaruh dan menghadirkan berbagai jenis kerumitan di arena privatisasi dan liberalisasi,†tambahnya dihadapan 995 lulusan pascasarjana dan para tamu undangan.
Untuk itu, katanya, sebagai alumni tentunya dapat mengambil peran penting sebagai trend setter deregulasi, yang kini terus bergulir mencari bentuk dan berorientasi pada cita-cita, kemakmuran, keamanan, kesejahteraan dan keadilan. “Tentu tidak mudah, karena proses ekonomi dan bisnis dunia dipengaruhi oleh berbagai proses politik, pendidikan dan berbagai parameter non-sektoral,†tukasnya berharap.
Dari 995 lulusan pascasarjana yang diwisuda, 16 orang merupakan lulusan program doktor, 932 program magister dan 47 program spesialis. Dengan demikian sampai saat ini Sekolah Pascasarjana UGM telah menghasilkan 37.926 lulusan, terdiri atas 35.894 program magister, 1.098 program spesialis dan 934 doktor.
Waktu studi rata-rata wisuda periode ini adalah 2 tahun 5 bulan. Masa tempuh studi tersingkat diraih Selviyanti Gonggang dari Program Magister Manajemen, yang memerlukan waktu studi 1 tahun dengan IPK 3.57.
Sebanyak 156 lulusan program magister dan 5 orang dari program doktor dinyatakan meraih prestasi dengan predikat cum laude. Sementara, 10 orang dinyatakan meraih IP tertinggi 4,00, mereka adalah Irfan Ali hakim (Fakultas Isipol), George Toipola (Fakultas Kedokteran), Wisnu Wasis Putra, Namiroh Setyo Anggraini (Fakultas Kedokteran Hewan), Dian Rachmawati (Fakultas Ilmu Komputer), Catharina Dwi Astuti Depari, Emrizal, Arif Gunarto, Corri Eriza (Fakultas Teknik) serta Rr. Paramitha Dyah Fitasari (Sekolah Pascasarjana). (Humas UGM).