YOGYAKARTA- Sejauh ini globalisasi disikapi secara beragam oleh masyarakat. Ada yang menyikapinya dengan positip namun ada pula yang justru takut dengan globalisasi mengingat hubungan antar Negara yang seakan tidak lagi terpisahkan sehingga kadang memunculkan efek negatif. Sebagai salah satu cara untuk menunjukkan gejala-gejala dan bukti globalisasi dari hal yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari maka mahasiswa KKN-PPM UGM Unit 95 bersama Institute of international Studies (IIS) UGM menggelar Globalization Day, Sabtu (21/8) di SMA N 1 Yogyakarta.
Globalization Day ujar humas acara Hasby Sirajudin (mahasiswa Hubungan Internasional 2007) menampilkan muatan budaya internasional dan budaya local, dengan kemasan edukasi dan entertainment.
“ Globalization day terdiri dari pameran berbagai pusat studi asing dan komunitas budaya local. Disini ada 12 stan yang berpartisipasi,†kata Hasby.
Ditambahkannya, pusat studi asing yang terlibat dalam acara tersebut menyediakan informasi mengenai beasiswa, kursus bahasa, dan kebudayaan masing-masing. Hal itu menunjukkan kedekatan kebudayaan antar bangsa berkat adanya globalisasi.Kegiatan digelar oleh 30 mahasiswa unit 95 yang banyak didominasi oleh mahasiswa jurusan HI.
Sementara itu Direktur IIS UGM Ahmad Hanafi Rais, MPP menambahkan bahwa di satu sisi globalisasi bisa menekan suatu bangsa namun di sisi lain bisa pula untuk memberdayakan masyarakatnya. Tergantung bagaimana masyarakat suatu bangsa menyikapinya.
“ Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Globalisasi bisa menekan suatu bangsa, namun bisa pula untuk memberdayakan kita,†kata Hanafi.
Kepala SMA N 1 Yogyakarta Drs.Zamroni,M.Pd.I dalam kesempatan itu juga menyambut gembira kegiatan Globalization Day. Kegiatan itu diyakini mampu menambah wawasan guru dan siswa bagaimana menyikapi pesatnya persaingan di era global kali ini. “ Para guru dan siswa tentu saja bisa mengambil manfaat kegiatan KKN mahasiswa UGM ini khususnya bagaimana menyikapi ketatnya persaingan di era global,†jelas Zamroni.
Senada dengan hal itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Drs.Syamsuri,MM menekankan agar kegiatan semacam ini bisa secara berkelanjutan diadakan. Terkait globalisasi dalam pandangan Syamsuri sebenarnya tidak harus disikapi secara berlebihan. Apalagi tidak semua budaya asing menurutnya buruk.
“ Jangan disikapi secara berlebihan. Tidak semua hasil budaya asing itu jelek khan? Contohnya handphone (HP) yang juga berguna bagi sarana komunikasi,†kata Syamsuri.
Dalam acara Globalization Day itu sekaligus juga dilaunching modul globalisasi serta majalah globalisasi. Modul globalisasi ini nantinya akan dijadikan modul pembelajaran bagi siswa SMA kelas 12 terutama pada mata pelajaran PKn. Beberapa sekolah yang sebelumnya sudah dijadikan percontohan penerapan modul globalisasi antara lain SMA N 1 Yogyakarta, SMA Internasional Budi Mulia II, dan SMA N 1 Wonosari (Humas UGM/Satria)