Beberapa nara sumber, seperti dari Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, Kowani, UGM dan pengusaha wanita direncanakan meramaikan Seminar Nasional bertajuk “Partisipasi Perempuan Dalam Mengatasi Permasalahan Bangsaâ€, tanggal 21-22 Novmber 2007 di Inna Garuda Hotel, Jogjakarta.
Mereka akan berdiskusi mencari solusi untuk memperkecil kesenjangan gender, yaitu mengupayakan kebijakan dan program pembangunan yang mengintegrasikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan serta permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi bagi seluruh kebijakan dan program pembangunan.
Seminar yang diselenggarakan Pusat Studi Wanita UGM ini, akan menghadirkan pembicara Dra Pingky Saptandari MSc (Staf Ahli Khusus Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan RI), Prof Dr Mochtar Mas’oed (Guru Besar Fisipol UGM), Dra Latifah Iskandar (DPR RI), Angelina Sondakh (public figure), Linda Agum Gumelar SIP (Ketua Kowani), Prof Dr Siti Chamamah Soeratno (Guru Besar FIB) serta Dyah Suminar (pengusaha).
“Dalam seminar itu PSW UGM ingin mengajukan beberapa kajian, diantaranya studi analisis kebijakan pendidikan berwawasan gender dalam rangka penyusun kebijakan berwawasan gender, yaitu ditemukannya kesenjangan gender di bidang pendidikan,†ujar Dr Siti Hariti Sastriyani SS MHum, Senin (19/11) di PSW UGM.
Hasil-hasil penelitian lain yang ingin disampaikan adalah kajian pengembangan model partisipasi perempuan dalam penanganan bencana. Yaitu, dengan diketemukannya ketidakadilan gender pasca bencana. Diantaranya marginalisasi, kekerasan, subordinasi, stereotype, dan beban ganda. Bantuan belum sepenuhnya mengakomodir kebutuhan anak, balita, remaja putrid, perempan dewasa, lansia, dan perempuan cacat.
“Terdapat beberapa model penanganan bencana tetapi masih minim lembaga atau institusi yang menerapkan perspektif gender dalam penanganan bencana,†tambah Siti Hariti Satriyani.
Dalam kesempatan itu, kata Siti Hariti, PSW UGM juga ingin membedah model pengentasan kemiskinan perempuan pasca bencana melalui pengembangan kearifan local. Pun dengan penelitian profil remaja di DIY studi kasus dan kebijakan kesehatan reproduksi remaja. “yaitu ditemukannya kasus-kasus penyimpangan seksual yang menimpa remaja di DIY antara lain kumpul kebo, pelacuran, ciblek, fenomena ekshibisionist, incest, salon plus, pornografi dan sebagainya,†tandasnya. (Humas UGM).