YOGYAKARTA-Pengamat masalah transportasi UGM Ir.Heru Sutomo, M.Sc, Ph.D berharap agar pemerintah bersikap tegas dalam menerapkan peraturan yang telah dikeluarkan yaitu dilarangnya mudik dengan motor . Hal tersebut dikarenakan mudik dengan motor secara kapasitas merugi karena hanya mampu mengangkut sedikit jumlah pemudik. Selain itu dari sisi keselamatan juga sangat beresiko.
“ Ya rugi kalau jalan sudah lebar tapi pakai motor yang hanya bisa mengangkut sedikit penumpang. Dari sisi keselamatan pun juga cukup riskan,†kata Heru, Selasa (7/9).
Lebih jauh Heru mengatakan factor keselamatan dalam mudik sama sekali tidak bisa ditawar. Ia sependapat dengan langkah pemerintah yang sebelumnya telah melarang angkutan truk untuk mengangkut penumpang. Langkah ini sebenarnya juga sangat memungkinkan diterapkan pada motor bukan saja secara rombongan namun juga individual.
“ Faktor keselamatan itu tak bisa ditawar. Jangan justru rombongan motor dikawal. Yang dikawal baiknya itu rombongan bus misalnya,†tambah Heru.
Dalam kesempatan itu Heru juga menilai persoalan moda transportasi untuk lebaran tahun ini masih belum optimal seperti halnya terjadi pada tahun lalu. Infrastruktur jalan khususnya masih akan menjadi problem mendasar. Ini masih saja terjadi karena proses pengerjaan, perbaikan hingga pelebaran jalan dilaksanakan tanpa perencanaan yang matang dan terkesan mendadak. Hal tersebut ujar Heru juga tidak bisa lepas dari ‘ molornya’ proses pencairan anggaran APBN.
“ Penganggaran kita selalu terlambat. Disahkan Januari tapi bisa cairnya bulan Mei. Baru itu proyek dikerjakan sehingga tidak akan efektif. Maka jika bisa itu dirubah agar dana cair secepatnya,†ujar dosen Jurusan Magister Sistem dan Teknik Transportasi FT UGM ini.
Akibat penganggaran yang selalu terlambat setiap tahun ini menyebabkan proyek perbaikan infrastruktur terutama jalan juga terlambat. Ini terlihat ketika sudah hampir lebaran namun pengerjaannya belum juga selesai. Hal itulah yang kemudian saat ini masih saja selalu terjadi kemacetan bahkan kecelakaan lalu-lintas.
“ Ini menandakan memang belum ada perubahan yang berarti khususnya infrastruktur jalan kita,†urainya.
Dari pengamatannya moda transportasi yang memang memungkinkan untuk dikembangkan sebagai transportasi mudik yang murah, aman dan nyaman adalah kereta api, pesawat terbang dan bus. Untuk kereta api sekarang kebanyakan jalur yang dimiliki sudah double track (jalur ganda) seperti tujuan Solo-Yogya, Yogya-Kutoarjo, Kutoarjo-Kroya, hingga Kroya-Cirebon. Namun untuk jumlah armada (gerbong) sayangnya belum bisa ditambah banyak.
“ Jalur sudah bagus, hanya gerbongnya yang harus ditambah. Makanya disini masuknya pihak swasta terbuka untuk pengembangan jumlah gerbong kereta api,†kata Heru.
Sedangkan untuk penerbangan tambah Heru juga cukup mudah penanganannya. Misalnya untuk menambah jumlah pesawat bisa mudah dilakukan dengan sistem sewa maskapai asing seperti dari Jepang atau Eropa. Relatif lebih mudah pengadaannya jika dibandingkan dengan moda transportasi laut. Sementara untuk bus menurut Heru mulai bisa dipikirkan pembuatan bus bertingkat seperti halnya di luar negeri.
“ Bisa sewa atau sewa beli seperti dilakukan beberapa maskapai swasta kita. Relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan misalnya pengadaan kapal,†tutur lulusan doktor dari Leeds Univesity, United Kingdom itu (Humas UGM/Satria)