Ulang tahun ke-55 atau Lustrum XI Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB-UGM) berlangsung cukup meriah. Perayaan ini diselenggarakan secara istimewa karena kali ini FEB UGM menaruh minat dan perhatian besar terhadap lingkungan, serta peduli terhadap perubahan iklim (climate change). Perayaan kali ini mengangkat tema Taking Nature Into Account.
Rangkaian Lustrum XI dibuka dengan seminar internasional yang mengangkat tema “Towards Enhancement of Economic, Social, Technological, and Environmental Development for Welfare Implications in Asia-Pacific” di Jogjakarta Plaza Hotel, 2-3 Agustus 2010 lalu. Kemudian, para mahasiswa berinisiatif menggelar Student Week, yang berisi kegiatan bazar kewirausahaan, pertandingan olahraga Econolympic, pameran penelitian, dan kegiatan jurnalistik (lomba esai dan pameran fotografi). “Kegiatan ini dilakukan sepekan penuh di kampus FEB-UGM, 20-25 September 2010,” kata Dr. A. Tony Prasetiantono, Ketua Panitia Lustrum XI FEB.
Terkait dengan kegiatan akademik, panitia menyelenggarakan seminar nasional yang mengkaji perekonomian Indonesia dalam perspektif makro, fiskal, dan mikro. Seminar ini digelar dengan menampilkan para pembicara dari kalangan sendiri, keluarga besar FEB-UGM, baik alumni maupun staf pengajar. Seminar akan berlangsung pada hari Kamis, 23 September 2010, di Hyatt Regency Hotel, Yogyakarta. Usai berdiskusi seharian, pada malam harinya digelar pertunjukan wayang kulit semalam suntuk dengan lakon “Semar Mbangun Kahyangan”, yang akan dibawakan oleh dalang terkemuka, Ki Anom Suroto. Pergelaran yang merupakan wujud komitmen FEB-UGM terhadap kesenian tradisional ini akan berlangsung di Balairung UGM.
Sementara itu, untuk mengenang pada pendiri dan dosen-dosen FEB UGM yang telah mendahului berpulang ke hadirat Allah, panitia berencana melakukan ziarah ke makam keluarga UGM Sawitsari dan beberapa makam keluarga lainnya. Dengan kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari Jumat, 24 September 2010 ini diharapkan para alumni, mahasiswa, dan dosen FEB UGM dapat mengenang perjuangan mereka yang tidak mengenal lelah. “FEB-UGM tidak bisa berdiri kokoh sebagaimana kita saksikan sekarang tanpa perjuangan-perjuangan mereka,” tutur Tony.
Kegiatan akan berlanjut pada hari Sabtu, 25 September 2010, yakni berupa sarasehan. Sarasehan yang bertujuan mengetahui sejauh mana kiprah lulusan FEB-UGM di pasar tenaga kerja ini akan diisi ceramah dengan materi mempersiapkan mahasiswa FEB UGM dalam mengantisipasi realitas dunia kerja. “FEB-UGM harus senantiasa antisipatif dan up to date dalam menghadapi dinamika zaman. Kita tidak boleh lengah untuk terus memperbaiki diri,” lanjutnya.
Sebagai penutup, akan digelar dua hiburan menarik. Pertama, akan dipentaskan Ketoprak Merger pada Sabtu malam, 25 September 2010. Kegiatan ketoprak tawa ini akan diisi oleh para pemain yang merupakan gabungan pemain ketoprak profesional, pelawak Yogya, beberapa dosen FEB-UGM, serta beberapa alumni. Pada hari berikutnya, akan digelar Economics Jazz Live, yakni pergelaran jazz ke-14 FEB-UGM. Konser yang digelar pada 26 September 2010 ini akan menghadirkan musisi jazz, antara lain Ireng Maulana, Kiboud Maulana, Didiek SSS, Yance Manusama, dan penyanyi dari tiga generasi yang berbeda: Harvey Malaiholo, Margie Segers, dan Citra Idol. Untuk bernostalgia bahwa FEB-UGM yang dulu bernama Fakultas Ekonomi UGM pernah menempati lantai 3 Kantor Pusat UGM, konser akan diselenggarakan di Balairung UGM.
“Balairung UGM adalah “rumah†bagi alumni yang lulus hingga 1988. Adalah saatnya menghibur diri agar senantiasa tercapai keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan. Beban intelektualitas yang diberikan kepada otak kiri harus diimbangi dengan relaksasi oleh otak kanan. Itulah sebabnya digelar beberapa acara kesenian, yang berisi dua menu utama. Namun, pada sebelumnya pada Minggu pagi, 26 September 2010 akan digelar Family Fun Day. Kegiatan ini diisi dengan berbagai acara keluarga, mulai dari berbagai lomba anak-anak dan keluarga, golf di Cangkringan, hingga sepeda gembira. Sementara itu, pada malam harinya akan dilangsungkan konser Discover Indonesia: Green, Blue, and Genuine. Konser ini menampilkan World Peace Orchestra (Dwiki Dharmawan dkk.) dan sejumlah bintang tamu internasional. Dari Indonesia akan tampil Sandy Sondhoro, Andien, dan Dira Sugandhi,” kata Tony.
Menurut Tony Prasetiantono, seluruh sajian dalam Lustrum XI kali ini didedikasikan kepada institusi FEB-UGM beserta segenap insannya. Ia berharap momentum ini semakin meningkatkan kecintaan kepada FEB-UGM dan dapat menyadarkan kembali bahwa FEB-UGM merupakan sebuah institusi yang terus berkembang pesat. “FEB UGM yang tidak mau kalah dengan pesatnya dinamika zaman. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa memberikan rakhmatnya untuk FEB-UGM dan setiap insannya,” pungkasnya. (Humas UGM/ Agung)