YOGYAKARTA (KU) – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM mempromosikan berbagai produk unggulan hasil penelitian dalam pameran Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional XII yang berlangsung di Jogja Expo Center (JEC), 22- 26 September 2010.
Beberapa produk penelitian yang dipamerkan, di antaranya ‘Motor Hijau Biogas’, yakni kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar biogas, alat deteksi longsor, tabung gas berbahan bakar biogas, pewarna alami batik ‘Gama Indigo ND’, pompa hydram untuk daerah sulit air, dan ‘Inovasi Medical Device’ untuk plat penyambung tulang.
Kepala Bidang Kerja Sama Nasional dan Internasional LPPM UGM, Ir. Ambar Pertiwiningrum, M.Sc., Ph.D., kepada wartawan mengatakan LPPM UGM terus mendorong para peneliti untuk menghasilkan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat. Untuk produk penelitian yang bisa diaplikasikan di masyarakat, pihaknya menggandeng mitra dari luar, salah satunya adalah Kementerian Pembanguanan Daerah Tertinggal (KPDT). “Untuk penelitian yang bisa diaplikasikan dan dipasarkan, kita menggandeng mitra,” kata Ambar yang didampingi Staf Ahli Bidang Iptek KPDT, Bambang Sarwono, Kepala Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM, Dr. Ir. Agus Cahyono, M.Agr.Sc., dan peneliti alat deteksi longsor, Prof. Dr. Ir. Dwikorita Karnawati.
Amar menjelaskan kategori produk penelitian hasil kerja sama dengan KPDT diperuntukkan bagi produk teknologi yang dapat diterapkan di kawasan daerah tertinggal. Salah satunya adalah pemanfaatan biogas dari kotoran ternak. “Selain dagingnya sebagai sumber pangan, ternak juga bisa dimanfaatkan kotorannya untuk hasilkan biogas sebagai langkah untuk mengatasi kelangkaan BBM di daerah tertinggal,” terangnya.
Ambar mengatakan UGM terus berkomitmen dalam program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Bahkan, UGM selalu siap mendampingi masyarakat untuk mengaplikasikan teknologi baru yang telah dihasilkan para penelitinya. “Paling tidak, masyarakat tahu kegunaan alat tersebut. Kita selalu siap untuk melakukan sosialisasi dan pendampingan,” tambahnya.
Staf Ahli Bidang Iptek KPDT, Bambang Sarwono, menyampaikan KPDT sengaja terus berupaya menggandeng perguruan tinggi untuk mengaplikasikan produk unggulan penelitian guna diterapkan di kawasan daerah tertinggal. Hal tersebut dilakukan untuk mengentaskan 50 dari 183 daerah tertinggal yang ada saat ini. “Kita menargetkan bisa mengentaskan 50 daerah tertinggal hingga tahun 2014. Tiap tahun setidaknya minimal 10 daerah tertinggal yang sudah kita entaskan,” katanya.
Untuk mendukung program tersebut, tahun ini KPDT telah mengalokasikan dana sebesar 115 miliar rupiah untuk percepatan pembangunan kawasan industri daerah tertinggal. Dana tersebut diperuntukkan bagi 120 daerah tertinggal. “Dana ini sebagai dana stimulan yang kemudian dalam pelaksanaannya bersinergi dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat,” ujarnya.
Disebutkannya bahwa daerah kawasan tertinggal saat ini lebih banyak berada di kawasan Indonesia bagian timur., meliputi kategori daerah continental based, region based, dan marine based. Pada ketiga wilayah ini rencananya akan diterapkan teknologi tepat guna yang merupakan produk hasil penelitian dari perguruan tinggi.
Pameran yang dibuka oleh Menteri Koordinator Perekonomian RI, Hatta Rajasa, ini diikuti oleh 386 stan dari berbagai daerah, investor, pelaku usaha, dan perguruan tinggi. Dalam pidato sambutannya, Hatta menyampaikan pengembangan teknologi tepat guna diharapkan mampu memberikan jalan bagi rakyat Indonesia untuk mendapatkan kesejahteraan dengan kemandirian yang dimiliki.
Sesuai dengan strategi pemerintah yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010, ditargetkan hingga tahun 2014 mendatang ada peningkatan kesejahteraan rakyat dengan pemanfaatan teknologi tepat guna secara massif di berbagai wilayah. “Pemanfaatan teknologi tepat guna bisa memperkokoh pondasi perekonomian rakyat. Kita berharap ekonomi bisa tumbuh sebesar 6,3-6,8 persen per tahun dengan penerapan pembangunan berbasis teknologi,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)