Lima mahasiswa UGM berhasil mengembangkan burger berbahan jamur tiram (Pleurotus ostreatus). Aris Mishbah (Fakultas Pertanian), Ahmad Bayu Hartono (Fakultas Teknologi Peranian), dan tiga rekannya, Dyah Retna Wulandari, Endah Putri Hadia, serta Endang Febrianti K.H. (Fakultas MIPA), menawarkan pilihan baru makanan olahan berbahan jamur tiram yang berlabel ‘Tirex Burger’. “Jamur tiram memang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Namun, pengolahannya baru sebatas dijadikan sate, tongseng, maupun menjadi keripik. Kami mencoba melakukan diversifikasi dengan mengolahnya menjadi bahan pengganti daging dalam burger, steak, serta sosis,†jelas Anton, sapaan akrab Ahmad Bayu Hartono, Rabu (22/9), di kampus UGM.
Tirex Burger merupakan makanan alternatif burger yang rendah kolesterol karena tidak menggunakan daging sebagai isi lapisan burger. “Kita menggunakan jamur tiram putih sebagai isinya. Jamur tiram ini hanya mengandung 0,17 % lemak. Selain itu, kandungan karbohidratnya rendah juga. Jadi, produk ini aman untuk dikonsumsi bagi yang memiliki kolesterol tinggi dan penderita diabetes,†kata mahasiswa angkatan 2008 ini.
Diceritakan Anton, mereka berkali-kali melakukan uji coba untuk dapat menghasilkan lapisan isi burger seperti yang telah dipasarkan saat ini. “Saat pertama kali membuat lapisan isi burger berbahan jamur tiram ini hasil yang didapat tidak sesuai yang diinginkan. Tekstur yang dihasilkan masih kurang bisa mendekati isi burger dari daging, masih lembek. Selain itu, rasanya juga masih hambar,” katanya.
Usaha yang berawal dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini mampu berproduksi hingga 12 kali dalam kurun waktu satu bulan. Untuk satu kali produksi dibutuhkan 6 kg jamur yang menghasilkan sebanyak 460 produk burger.
Ditambahkan Aris Misbah, untuk menjaga ketersediaan bahan baku mereka membuat lumbung jamur yang pengelolaannya juga dikomersialkan. “Kami memiliki kebun jamur sendiri yang berada di Desa Cangkringan, tiap harinya mampu memanen sampai 25 kg. Sisa jamur yang tidak digunakan untuk burger kami olah menjadi keripik jamur dan juga dijual,†terang Aris.
Usaha Tirex Burger memang telah menuai sukses. Meskipun baru berjalan enam bulan, omset yang dihasilkan sudah mencapai kisaran 20 juta per bulan. Hingga saat ini, usaha burger jamur tiram ini telah memiliki 4 gerai di Yogyakarta dan 1 gerai yang berada di Solo. “Di Jogja, kami buka gerai di daerah Wirobrajan, Condongcatur, Seturan, dan Jalan Paris. Sementara yang di Solo, kami buka di daerah Lawean. Rencananya, akhir bulan ini juga akan dibuka gerai di Medan dan Oktober mendatang akan buka 5 gerai lagi,†aku Aris.
Disebutkan Aris, mereka juga menawarkan franchise Tirex Burger. Satu gerai yang terbuat dari stainless dijual 15 juta rupiah, sedangkan yang berbahan kayu dihargai 8 juta rupiah.
Untuk bisa mencicipi Tirex Burger ukuran sedang, pembeli cukup mengeluarkan uang Rp4.000,00. Jika kurang puas, pembeli dapat menikmati burger ukuran besar yang dijual dengan harga Rp7.000,00. Sementara itu, untuk steak jamur dibandrol Rp10.000,00.
Bisnis Tirex Burger yang dijalankan lima mahasiswa muda ini tidak hanya membuat mereka meraup pundi-pundi emas. Usaha burger jamur ini juga mampu mengantarkan mereka meraih medali perunggu dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-23 di Bali pada Juli silam. (Humas UGM/Ika)