YOGYAKARTA (KU) – ‘Srikandi’, lazim dikenal sebagai sosok wanita perkasa yang memiliki paras cantik dalam kisah pewayangan. Namun, berbeda dengan yang satu ini, Srikandi adalah seekor kambing peranakan etawa (PE) betina yang baru berumur 2,5 tahun.
Srikandi asal Banjarnegara kembali berhasil meraih juara umum di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Rabu (22/9). Di kontes kali ini, ia berhasil menyisihkan ratusan peserta lain yang datang dari berbagai daerah. Tidak hanya menang di kelasnya, Srikandi juga menyabet juara dalam beberapa kategori yang diperlombakan.
Sekilas, Srikandi memang tampak seperti kambing etawa pada umumnya, berbulu lebat, bertanduk, dan memiliki telinga panjang menjuntai. Namun, dengan bentuk nonong kepala yang sangat proporsional terhadap leher dan rahang bawah lebih maju dari rahang atas, menjadikan Srikandi lebih menarik. Bulu rewos belakangnya yang panjang dan rapi semakin membuat kambing milik Siswanto ini terlihat cantik, luwes, dan indah.
Siswanto (57) mengatakan Srikandi, yang dibelinya dua tahun lalu dengan harga 13 juta rupiah, kini ditawar hingga 200 juta rupiah. Namun, ia masih menolaknya. Apalagi dengan menjadi juara lomba kontes kambing di FKH ini, diakui Siswanto, makin menjadikan harga Srikandi menjadi lebih tinggi. Tidak heran, untuk mengikuti kontes kambing PE di FKH UGM, Siswanto sengaja membawa kambing kesayangannya ini di mobil APV miliknya. “Saya beli mobil ini juga dengan jual 3 kambing PE keturunan dari Srikandi, termasuk menyekolahkan anak-anak saya dari hasil pelihara kambing etawa ini,” kata pria asal Desa Pejawaran, Banjarnegara, Jawa Tengah ini.
Bapak tiga anak ini mengaku sudah 10 tahun memelihara kambing PE. Di rumahnya, ada 12 kambing PE. Namun, hanya Srikandi yang sering langganan juara. Sebelumnya, Srikandi sudah menjadi juara se-Kabupaten Banjarnegara, kontes di Ambarketawang, Yogyakarta, dan juara tingkat nasional dalam lomba yang dilaksanakan di Kabupaten Jepara.
Mahalnya harga kambing PE yang senilai dengan satu buah mobil baru, menurut Siswanto, karena kambing jenis ini banyak dijadikan sebagai klangenan (kesukaan) dan hiasan oleh pemiliknya. Selain itu, susu kambing etawa dipercaya memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi.
Siswanto merupakan salah satu peternak yang mengikuti lomba kontes kambing PE dalam rangka kegiatan Veterinary Expo memperingati delapan windu kelahiran FKH UGM. Para peserta lain ada yang berasal dari Purworejo, Klaten, dan beberapa kabupaten di DIY.
Suprayogi, Ketua Himpunan Kambing PE Sleman, yang didaulat sebagai koordinator penyelenggara mengatakan animo peserta kontes kambing PE kali ini cukup tinggi, terbukti para peserta datang dari berbagai daerah. Proses penilaian dilakukan dengan sangat ketat. Penilai terdiri atas 5 juri dan 2 tukang ukur. “Yang paling banyak justru panitia yang membantu memegang kambing saat diukur,” katanya.
drh. Sarmin, salah satu anggota tim juri, menuturkan kontes kali ini memperlombakan 8 kategori. Penilaian mengacu pada bentuk kepala, telinga, postur, rahang, agresivitas, pola warna, alat reproduksi, gelambir, bulu, dan keharmonisan bentuk. (Humas UGM/Gusti Grehenson)