Direktur Pangan dan Pertanian, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Ir. Wahyuningsih Darajati, M.Sc., menegaskan Indonesia harus mulai menerapkan paradigma “memberikan makan dunia/feed the world†dalam perencanaan pembangunan di bidang pangan dan pertanian. Sektor pertanian dituntut mampu berkontribusi pada pemenuhan pangan masyarakat global.
“Perkembangan terakhir sektor pertanian tidak hanya dituntut menjamin pangan domestik, tetapi juga harus mampu melakukan ekspor dan berkontribusi pada pemenuhan pangan masyarakat global,†kata Wahyuningsih, Senin (27/9). Hal tersebut diutarakannya saat menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Pembangunan Perikanan Terpadu: Upaya Merajut Keberlanjutan, Kedaulatan Pangan, dan Kesejahteraan Masyarakat†pada pekan dies Fakultas Pertanian UGM.
Lebih jauh dikatakannya bahwa masyarakat menuntut arah kebijakan pembangunan pangan terbebas dari intervensi asing. Masyarakat juga berharap untuk semakin memiliki kebebasan dalam memilih bahan pangan sesuai dengan kebutuhan dan sosial budayanya. “Tuntutan terhadap kedaulatan pangan semakin mengkristal dalam pembangunan kita,†terangnya.
Dituturkan Wahyuningsih, menyejahterakan masyarakat pertanian Indonesia juga menjadi tuntutan dasar yang sangat kuat. Fakta menunjukkan sebagian besar masyarakat miskin rentan terhadap kerawanan pangan. Selain itu, pengangguran justru berasal dari pedesaan yang dicirikan oleh sektor pertanian. “Yang lebih memprihatinkan lagi, masyarakat nelayan merupakan lapisan terendah dari masyarakat miskin Indonesia,†terang Wahyuningsih.
Sebagai gambaran, dengan pendekatan sederhana, perbandingan antara PDB sektoral dan jumlah tenaga kerja sektoral diperoleh fakta bahwa produktivitas tenaga kerja sektor pertanian adalah yang terendah dibandingkan sektor lain, semisal industri. “Keunggulan tingkat produksi dan produktivitas komoditas pertanian, termasuk perikanan, selama ini ternyata belum mampu memberikan kesejahteraan bagi para pelaku utamanya, yaitu petani dan nelayan,†pungkasnya. (Humas UGM/Ika)