Kemajuan suatu perusahaan tidak pernah terlepas dari kreasi dan produktivitas pekerja. Namun, realita menunjukkan kaum pekerja belum dipersepsi sesuai dengan kontribusi yang diberikan. Bahkan, sebagian masyarakat cenderung kurang menghargai peran pekerja sehingga berdampak pada kondisi kualitas hidup pekerja yang belum berada pada posisi standar.
Dra. Nisa Rachmah Nur Anganthi, M.Si., Psi., staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, menyebutkan stakeholders perlu mengupayakan suatu kerja sama dalam membuat keputusan ketenagakerjaan agar pekerja dapat memiliki kehidupan yang layak. Tercapainya standar hidup yang cukup dan layak diharapkan menjadikan pekerja memiliki etos kerja yang kuat, bangga terhadap pekerjaan, bisa memaknai pekerjaan secara positif sehingga secara otomatis meningkatkan kualitas hidup mereka. “Usaha perbaikan kualitas hidup pekerja akan efisien dan efektif apabila dikaitkan dengan pendekatan sistem melalui perspektif stakeholders yang terlibat dalam hubungan industrial,†kata Nisa saat melaksanakan ujian terbuka program doktor dalam bidang psikologi, Rabu (29/9), di Auditorium Fakultas Psikologi UGM.
Hasil penelitian pada stakeholders industri batik di Solo, Jogja, dan Pekalongan menunjukkan prespektif stakeholders dan skala usaha mempengaruhi perspektif kualitas hidup pekerja. Stakeholders pengelola perusahaan mempersepsi kualitas hidup pekerja paling tinggi dibandingkan dengan stakeholders pekerja atau pemerintah. “Hal ini disebabkan karena konstruksi psikologis stakeholders pengelola yang berorientasi tugas yang berorientasi pada hasil kerja,†terang wanita kelahiran Surakarta, 23 Juni 1966 ini.
Melihat kondisi tersebut, istri Herman Wibowo, S.H., M.M ini mengemukakan perlunya restrukturisasi pengelolaan usaha industri batik oleh stakeholders pengelola dalam aspek manajerial dengan mengembangkan manajemen modern. Pengembangan yang dilakukan seperti dalam seleksi pekerja, aspek pemasaran, aspek produksi, dan pemanfaatan teknologi.
Dalam disertasi yang berjudul “Kualitas Hidup Pekerja Industri Batik dalam Perspektif Stakeholders, Skala Usaha, dan Demografiâ€, disampaikan Nisa bahwa skala usaha turut mempengaruhi persepsi terhadap kualitas hidup pekerja. Kualitas hidup pekerja di perusahaan skala kecil dipersepsi paling tinggi dibandingkan dengan perusahaan skala sedang dan besar. “Perusahaan kecil lebih mampu mengapresiasi dan memfasilitasi kebutuhan pekerja. Sementara bagi perusahaan skala menengah dan besar seyogiyanya bisa bersikap terbuka pada perusahaan skala kecil, terutama dalam kerja sama kemitraan dalam proses produksi,†jelas ibu tiga putra ini. (Humas UGM/Ika)