YOGYAKARTA-Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kulon Progo, telah dicanangkan sebagai desa sejahtera oleh Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono, Rabu (29/9), kemarin. Desa sejahtera ini merupakan binaan dari UGM dan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) didukung oleh Pemerintah Provinsi DIY serta Kabupaten Kulon Progo.
Desa Hargotirto berada di Kecamatan Kokap dengan luas wilayah 14.713,3 ha, yang sebagian besar terdiri atas pekarangan dan tegalan. Secara topografi, desa ini masuk dalam wilayah utara Kabupaten Kulon Progo yang berkarakteristik dataran tinggi/perbukitan Menoreh dengan ketinggian antara 500-1000 meter di atas permukaan air laut di mana tanah digunakan sebagai kawasan budidaya konservasi alam.
Di Desa Hargotirto ini pula terletak Waduk Sermo yang merupakan salah satu sumber air baku di Kulon Progo, meliputi 7 (tujuh) buah mata air, Waduk Sermo, dan Sungai Progo. Mata air yang sudah dikelola secara swakelola oleh pihak Kecamatan Kokap adalah mata air Clereng, Mudal, Grembul, Gua Upas, dan Sungai Progo.
Camat Kokap, Santoso, S.I.P., menuturkan secara administrasi Desa Hargotirto dibagi menjadi 14 pedukuhan, 30 rukun warga, dan 70 rukun tetangga. Jumlah penduduk sebanyak 8.337 orang, terdiri atas 4.126 laki-laki dan 4.221 perempuan. Penduduk yang bekerja berjumlah 1.665 orang dengan mayoritas bekerja sebagai petani/peladang dan pengrajin gula kelapa. Gula kelapa sebagai mata dagangan utama masyarakat dijual dalam bentuk cetakan gula jawa asli dan belum dalam bentuk variasi produk olahan sehingga harga jual relatif rendah. “Swadaya masyarakat Hargotirto sangat tinggi, yang ditunjukkan dengan pembangunan sarana-prasarana, seperti jalan kon blok swadaya dan gedung-gedung fasilitas publik, terutama di daerah pedesaan dan pegunungan,†kata Santoso.
Menurutnya, adanya Desa Sejahtera Hargotirto di Kokap menandakan terdapat sinergi yang juga melibatkan masyarakat. Program di Desa Hargotirto selama ini lebih menekankan pada program untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan dengan melibatkan kemitraan antara dukun bayi dan bidan. “Kegiatan ini merupakan bentuk nyata sinergi antara masyarakat, UGM, dan SIKIB. Di Hargotirto, selama ini selain peningkatan gizi, juga penurunan angka kematian ibu melahirkan dengan melibatkan kemitraan antara dukun bayi dengan bidan,†tambah Santoso.
Jauh hari sebelum pencanangan Desa Sejahtera Hargotirto, Fakultas Kedokteran (FK) UGM juga telah mengirimkan para mahasiswanya untuk mengikuti Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat (K3M). K3M FK UGM ini merupakan bagian integral dari proses pendidikan profesi kedokteran yang disetarakan dengan Kuliah Kerja Nyata Program Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) UGM dan telah dimulai sejak September 2002. “K3M ini wajib diikuti oleh mahasiswa FK UGM yang merupakan calon tenaga kesehatan dari program studi yang ada di FK UGM, yaitu Prodi Pendidikan Dokter, Prodi Ilmu Keperawatan, dan Prodi Gizi Kesehatan Masyarakat. Desa Hargotirto termasuk desa yang pertama kali menjadi wilayah kegiatan K3M, mengingat desa ini masuk wilayah kerja Puskesmas Kokap II,†kata Dekan FK UGM, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua LPPM UGM, Prof. Dr-Tech. Danang Parikesit, M.Eng., mengatakan pengembangan Desa Sejahtera Hargotirto merupakan wujud dukungan UGM pada gerakan nasional pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat sejahtera melalui pengembangan desa sejahtera. Dalam rangka mendukung Program Desa Sejahtera ini, LPPM UGM telah mengembangkan sejumlah kegiatan dalam kurun waktu 2010 hingga 2011.
Sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh LPPM UGM, antara lain, sosialisasi desa sejahtera, pelatihan dan pendampingan tutor/asisten tutor untuk Rumah Pintar, kader PAUD, sosialisasi motor/mobil sehat & mobil hijau kepada lurah dan camat se-Kabupaten Kulon Progo, pengembangan website desa sejahtera, dan fieldtrip International Conference Unesco. Pada Desember mendatang direncanakan digelar workshop dan fieldtrip yang akan diikuti pleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)/peneliti di UGM untuk pengembangan potensi desa sejahtera. “Desa sejahtera merupakan salah satu bentuk dukungan gerakan pemberdayaan masyarakat oleh masyarakat kampus UGM,†kata Danang.
Pada tahun 2011 nanti, direncanakan juga untuk melaksanakan sejumlah program strategis. Pada Januari 2011 akan digelar pertemuan UPPKS Se-DIY bekerja sama dengan BKKBN. Pada Februari 2011, direncakan digelar pertemuan dan koordinasi Karang Taruna se-DIY. Pada bulan Maret 2011 akan dilaksanakan sosialisasi dan implementasi program EfSD bagi perwakilan Karang Taruna, LSM dan instansi/dinas se-DIY. Selanjurnya, program pelatihan dan koordinasi UMKM mitra binaan LPPM UGM untuk wilayah Kabupaten Kulon Progo akan dilaksanakan pada April 2011. Bulan berikutnya, Mei 2011, akan diselenggarakan workshop dan fieldtrip bagi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN PTS/PTN se-Indonesia. Pada Juni 2011, agenda dilanjutkan dengan program simposium internasional mahasiswa: Gama Cendekia, Unit Penalaran Ilmiah, Ditjen Dikti. Kemudian, pada bulan Juli 2011 akan digelar acara Peringatan Hari Anak Nasional di lokasi Desa Sejahtera.
Selanjutnya, pada Agustus 2011, akan diselenggarakan Pagelaran Budaya Hargotirto Menyemarakkan HUT ke-66 RI dan Expo Desa Sejahtera, Pengenalan Desa Sejahtera Kepada KKN-PPM Asing. Pada September 2011, akan digelar koordinasi dan sosialisasi kepada atakeholder swasta. Pada bulan Oktober 2011, akan diadakan sosialisasi dan pengembangan kemitraan kepada perusahaan untuk program CSR. Setelah itu, koordinasi dan evaluasi Program Desa Sejahtera akan dilakukan pada bulan November 2011. â€Selanjutnya, rangkaian kegiatan pendukung program ini akan diakhiri pada bulan Desember 2011, direncanakan Seminar Nasional Program Desa Sejahtera. Jadi, terus akan bersambung dan tidak berhenti setelah pencanangan oleh Ibu Negara kemarin,†imbuh Danang.
Dikatakan Danang, Program Desa Sejahtera juga mendapatkan dukungan melalui sejumlah Program KKN-PPM. Setidaknya sudah disiapkan tujuh periode KKN-PPM UGM yang melibatkan mahasiswa dan DPL. “Dimulai dari KKN-PPM UGM periode 20 September-18 November 2010 hingga periode 11 Oktober-10 Desember 2011,†terangnya.
Lima Pilar Indonesia Sejahtera
Khusus terkait dengan SIKIB, Danang Parikesit menuturkan sebagai organisasi nonpemerintah yang didirikan oleh Ibu Negara, Hj. Ani Bambang Yudhoyono, SIKIB didirikan dengan maksud untuk lebih memberikan perhatian terhadap penyelesaian masalah-masalah pembangunan. Untuk mempercepat pencapaian kesejahteraan masyarakat, SIKIB mengembangkan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sejahtera terdiri atas lima pilar utama, yakni: Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Peduli, Indonesia Hijau, dan Indonesia Kreatif.
Pilar Indonesia Sehat, antara lain, dilakukan dengan mengembangkan posyandu balita, posyandu lansia, pengobatan keliling dengan ‘mobil sehat’, pelayanan KB, penyuluhan kesehatan, Bina Keluarga Remaja (BKB), pengembangan peran PKK, dan penanggulangan pasca-cikungunya.
Sementara itu, program Indonesia Pintar dilakukan dengan mengembangkan program penyiapan & pendampingan tutor ‘Rumah Pintar’, pendampingan program ‘Rumah Pintar’, program PAUD, TPA, pelatihan teknologi informasi, dan program gemar membaca.
Pilar Indonesia Kreatif dijalankan dengan mengembangkan program pendampingan kerajinan bambu, pengolahan gula kelapa, pengolahan kakao, pengolahan temulawak, kerajinan pande besi, koperasi simpan pinjam, dan pendampingan dan pengembangan teknologi tepat guna & kewirausahaan.
Berikutnya, untuk Pilar Indonesia Hijau dijalankan melalui reboisasi dengan penanaman tanaman produksi, pendampingan Kelompok Wanita Tani (KWT)-kelompok tani (Kel. Sukatani I dan II, Sumber Mulyo, Andini, Ngupoyo Bugo), kelompok pembibitan, pendampingan kelompok pengelola kolam ikan (Mina Tirta), dan program pengolahan kompos dan sampah organik.
Terakhir, Pilar Indonesia Peduli ditempuh melalui pengembangan Desa Tangguh, pelatihan keselamatan kerja penderes nira, penguatan Karang Taruna, pengembangan seni budaya lokal –gamelan, jathilan, ketoprak, dan pengembangan budaya rebana/hadroh/qosidahan. (Humas UGM/Satria)