• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Sepertiga Anak Usia Sekolah di Indonesia Alami Stunted

Sepertiga Anak Usia Sekolah di Indonesia Alami Stunted

  • 01 Oktober 2010, 15:58 WIB
  • Oleh: Humas UGM
  • 8413
  • PDF Version
Sepertiga Anak Usia Sekolah di Indonesia Alami Stunted

YOGYAKARTA-Salah satu permasalahan gizi yang dapat muncul sebagai akibat rendahnya kualitas makanan yang dikonsumsi adalah stunting pada anak. Stunted (short stature) atau yang disebut tinggi badan per panjang badan terhadap umur yang rendah digunakan sebagai indikator malnutrisi kronik yang menggambarkan riwayat kurang gizi anak dalam jangka waktu lama. “Ada yang menetapkan short stature, yaitu apabila panjang badan atau tinggi badan menurut umur sesuai dengan jenis kelamin anak kurang dari 5 percentile standar,” ujar Prof. Hamam Hadi, M.S., Sc.D., Sp.GK, Ketua Program Studi Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran (FK)-UGM, di sela-sela persiapan Seminar Nasional Optimalisasi Potensi Anak Stunted di Indonesia, bertempat di Ghra Wiyata FK UGM, Jumat (1/10).

Dalam kesempatan tersebut, Hamam Hadi didampingi oleh beberapa panitia lain, yakni Dr. dr. Radjiman, Toto Sudargo, S.K.M., M.Kes., dan R. Dwi Budiningsari, S.P., M.Kes.

Anak yang pendek dapat disebabkan oleh asupan gizi yang buruk atau menderita penyakit infeksi berulang. Di Indonesia, lebih dari sepertiga (36,1%) anak usia sekolah di Indonesia tergolong pendek ketika memasuki usia sekolah yang merupakan indikator adanya kurang gizi kronis. Sayangnya, penurunan jumlah anak yang mengalami stunted ini tidak terlalu signifikan setiap tahunnya. “Sebagai gambaran saja, untuk anak gizi kurang, tahun 2007 ada 18,4% dan tahun 2010, 17,9%, sedangkan yang stunting tahun 2007, 36,8%, dan tahun 2010 ini turun sedikit menjadi 35,6%,” terangnya.

Stunted merupakan manifestasi sebagai akibat lebih lanjut dari tingginya angka Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kurang gizi pada masa balita serta tidak adanya pencapaian perbaikan pertumbuhan yang sempurna pada masa berikutnya. Oleh sebab itu, tidak heran apabila pada usia sekolah banyak ditemukan anak yang kurang gizi. Anak yang menderita stunting berat berdampak tidak hanya pada fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada fungsi kognitifnya.

Di Indonesia, dalam pandangan Hamam, anak balita yang mengalami stunted ini relatif tinggi dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. Saat ini, India tercatat masih sebagai negara yang anak balitanya cukup tinggi mengalami stunted ini. Diakui Hamam, secara nasional angka penderita stunted secara nasional turun, tetapi di beberapa daerah justru mengalami peningkatan. “Di NTT, misalnya, di tahun 2007 mencapai 46,7%. Namun, tahun ini naik menjadi 61,4%. Ini menunjukkan pemerintah sebenarnya masih punya pekerjaan berat untuk segera mengatasi persoalan ini,” ujar Hamam.

Dari tahun ke tahun, permasalahan gizi di Indonesia memang tidak akan selesai penanganannya jika dilakukan secara parsial. Kemiskinan dan kelaparan telah menjadi salah satu agenda utama yang menjadi perhatian dunia saat ini, sebagaimana dikemukakan dalam kesepakatan global Millenium Development Goals (MDGs). MDG’s pada poin pertama menyebutkan di tahun 2015 setiap negara menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi pada tahun 1990. “Selain itu, dua dari lima indikator sebagai penjabaran tujuan pertama MDG’s adalah menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita dan menurunnya jumlah penduduk dengan defisit energi,” pungkas Hamam.

Seminar yang akan menghadirkan para ahli bidang gizi dan kesehatan tersebut akan melibatkan, antara lain, para petugas kesehatan di puskesmas dan rumah sakit, dosen bidang kedokteran dan kesehatan, pemerhati gizi, dan mahasiswa. (Humas UGM/Satria)

Berita Terkait

  • Penyelesaian Masalah Gizi Kronis Harus Menjadi Prioritas

    Monday,04 October 2010 - 11:33
  • Sarapan Belum Jadi Kebiasaan Anak-Anak Indonesia

    Saturday,19 February 2022 - 11:21
  • Menteri Yohana: Perlu Usaha Bersama Putus Mata Rantai Perkawinan Anak

    Sunday,21 October 2018 - 5:11
  • Program SEHAT Cegah Obesitas pada Anak

    Wednesday,17 January 2018 - 16:07
  • Mahasiswa UGM Inisiasi Dokter Gigi Kecil

    Tuesday,07 June 2016 - 11:18

Rilis Berita

  • UGM Gelar Pembacaan Puisi Kemerdekaan 17 August 2022
    Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia, UGM melaksanakan Pembacaan Puisi Kemerdekaan di Balairung U
    Satria
  • Dosen UGM Gelar Workshop Penguatan Guru Kimia SMA-SMK di Kulon Progo 16 August 2022
    Ika
  • Mengenal Radioterapi 16 August 2022
    Radioterapi merupakan salah satu modalitas medis untuk melakukan treatment pada kasus-ka
    Satria
  • UGM dan PT Bank Mandiri Jalin Kerja Sama HOP dan KPR Mitraguna 16 August 2022
    Universitas Gadjah Mada dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sepakat menandatangani perjanjian kerja
    Agung
  • Jembatan Ilmu-Ilmu 16 August 2022
    oleh Dr. Rr. Siti Murtiningsih, M.Hum. Kampus jangan memagari mahasiswa
    Universitas Gadjah Mada

Agenda

  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual