Pengaruh bentuk perencanaan strategik pada kinerja ekonomi perusahaan merupakan isu sentral penelitian perencanaan strategik. Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan temuan yang beragam, tidak konsisten, dan simpang siur. Masih terdapat banyak kelemahan pada konseptualisasi, operasionalisasi, dan pengukuran konsep perencanaan strategik serta kinerja. Hal tersebut dikemukakan Drs. Wisnu Untoro, M.S., staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS), saat melaksanakan ujian terbuka Program Doktor, Rabu (6/10), di Auditorium BRI Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.
Menurut Wisnu, beberapa upaya yang dilakukan untuk mengurai ketidaksepahaman hasil penelitian pengaruh perencanaan srategik pada kinerja organisasional belum menghasilkan kesimpulan yang konklusif. Dengan menggunakan kepublikan sebagai variabel kontigensi diharapkan mampu memperjelas pengaruh perencanaan strategis pada kinerja organisasi. Kepublikan didefinisikan sebagai karakteristik organisasi yang mencerminkan sejauh mana dipengaruhi oleh otoritas pemerintah.
Disebutkan Wisnu, hasil penelitian yang dilakukannya menunjukkan tingkat kepublikan lingkungan memoderasi pengaruh partisipasi perencanaan pada kinerja organisasional secara negatif. “Jadi, semakin tinggi kepublikan lingkungan, maka semakin meningkatkan partisipasi perencanaan yang akan menurunkan kinerja organisasional. Dengan demikian, perencanaan partisipatif tidak efektif untuk organisasi kepublikan tinggi,†terangnya saat memperthankan disertasi berjudul “Kepublikan sebagai Pemoderasi Pengaruh Perencanaan Strategik terhadap Kinerja Organisasionalâ€.
Melihat hal tersebut, Wisnu mengusulkan pemberlakuan penyesuaian perencanaan partisipatif dengan peraturan oversight body, penggunaan mekanisme perencanaan partisipatif, dan sikap saling percaya. Dari pengujian pemoderasian lainnya diperoleh hasil tingkat kepublikan proses organisasional memoderasi pengaruh partisipasi perencanaan pada kinerja organisasional secara positif sehingga perencanaan partisipatif efektif untuk organisasi tingkat kepublikan tinggi. “Sepintas, kedua temuan itu bertentangan. Kepublikan mempunyai pengaruh moderasi negatif sekaligus positif terhadap pengaruh partisipasi perencanaan organisasional. Namun, sebenarnya keduanya berbeda. Kepublikan lingkungan memoderasi pengaruh partisipasi perencanaan pada kinerja organisasional secara negatif, sedangkan kepublikan proses organisasional memoderasi pengaruh partisipasi perencanaan pada kikerja organisasional secara positif,†jelasnya.
Ditambahkan suami Ninik Sri Wahyuni ini bahwa formalitas dan fleksibilitas perencanaan berpengaruh langsung pada kinerja organisasi. Namun, partisipasi perencanaan tidak mempengaruhi kinerja organisasional. “Hal ini membuktikan bahwa perencanaan strategik yang direpresentasikan oleh formalitas dan fleksibilitas perencanaan strategik berpengaruh positif pada kinerja organisasional,†terang pria kelahiran Klaten, 20 Februari 1954 ini.
Dikatakan bapak tiga putri ini, penelitian yang dilakukannya memberikan dukungan rekonsiliasi dua aliran pemikiran planning dan learning. Formalitas dan fleksibilitas dalam hal ini merupakan karakteristik proses perencanaan strategik yang saling melengkapi, bukan menggantikan. (Humas UGM/Ika)