YOGYAKARTA (KU) – Sebanyak 115 mahasiswa dari 11 perguruan tinggi se-DIY dan Jawa Tengah mengikuti pengkajian, pelatihan, dan diseminasi teknologi tepat guna yang bermanfaat bagi masyarakat, yang diselenggarakan oleh Study Club Community Forum (SCCF) UGM dan Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI)- Mahasiswa, 9 – 10 Oktober 2010. Beberapa peserta berasal dari UGM, UNY, UII, UIN Sunan Kalijaga UAD, Amikom, Undip, Unes, Unisula, Unsoed, dan UNS.
Adhita Sri Prabakusuma selaku panitia penyelenggara mengatakan pelatihan riset ini dimaksudkan untuk membangkitkan motivasi mahasiswa dalam pengembangan riset teknologi tepat guna bagi masyarakat. “Memberikan pemahaman pada mahasiswa bahwa riset di kampus perlu diseminasikan ke masyarakat,” kata mahasiswa Fakultas Pertanian UGM ini, Senin (11/10).
Menurut Praba, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) seharusnya dapat mendukung peningkatan kesejahteraan dan harkat kehidupan manusia yang secara ilmiah bersumber dari berbagai disiplin ilmu. Namun, masih rendahnya kontribusi teknologi terhadap pembangunan sering dikaitkan dengan alokasi anggaran negara yang kecil dalam mendukung kegiatan riset. “Tidak heran, banyak riset yang dilakukan hanya pada tataran untuk memuaskan rasa keingintahuan dan belum secara cermat dirancang untuk menghasilkan solusi teknologi bagi berbagai permasalahan di masyarakat,” tuturnya.
Ia berpendapat bahwa riset akademik tetap perlu lebih diarahkan untuk menyediakan landasan bagi pengembangan teknologi yang secara nyata dibutuhkan. Sensitivitas para akademisi dan periset juga lebih diarahkan pada persoalan nyata yang dibutuhkan. “Dunia akademik tidak boleh terisolir dari dunia nyata. Perguruan tinggi dan lembaga riset tidak boleh menjadi ‘menara gading’ karena persoalan yang dihadapi rakyat dan bangsa pada saat ini sudah terlalu besar untuk diabaikan oleh semua pihak, terutama oleh komunitas cerdas di perguruan tinggi dan lembaga riset,” imbuhnya.
Kegiatan yang pertama kali dilaksanakan oleh SCCF dan MITI kluster mahasiswa dan mengambil tema “Membangun Sinergisitas antara Mahasiswa dan Masyarakat dalam Optimalisasi Kearifan Lokal melalui Aplikasi Teknologi Tepat Guna” ini meliputi training indoor, yang disajikan dalam tiga sesi dengan pemateri para pakar UGM.
Hari kedua kegiatan dilakukan kunjungan lapangan. Para peserta diajak secara langsung meninjau kegiatan community development berbasikan teknologi tepat guna di Turi, Sleman, Yogyakarta, yakni aplikasi riset pengolahan limbah salak menjadi bioetanol dan pupuk organik, hasil penelitian mahasiswa UGM.
Tri Hanifawati dari Departemen Riset MITI-Mahasiswa mengatakan mahasiswa sangat antusias dalam mengikuti rangkaian acara tersebut. Hal ini diindikasikan dari banyaknya pertanyaan dan tanggapan dari mereka mengenai materi-materi dan simulasi yang disajikan oleh para pembicara. “Melalui training riset community development ini diharapkan dapat menambah pemahaman mahasiswa tentang riset teknologi tepat guna di masyarakat sehingga membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)