YOGYAKARTA- UGM siap menggelar perhelatan International World Conference on Science, Education, and Culture (WISDOM) 2010 dengan sejumlah lokasi yang merupakan situs budaya dan sejarah di Yogyakarta, tanggal 8-11 November 2010 mendatang. Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., mengatakan pembicara kunci konferensi ini adalah peraih hadiah Nobel Perdamaian 2006, yang juga pendiri Grameen Bank dan anggota Dewan Direksi Persatuan Bangsa-Bangsa, Prof. Dr. Muhammad Yunus dari Bangladesh. “Beliau sudah memberikan konfirmasi kehadiran dalam ajang konferensi dunia tersebut,†ujar Prof. Sudjarwadi dalam konferensi pers di Ruang Multimedia UGM, Jumat (15/10).
Sudjarwadi dalam kesempatan itu didampingi oleh Ketua Organizing Committee (OC), Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., Steering Committee (SC), Prof. dr. Srisupar Yati Soenarto, Sp. A(K), Ph.D., dan Prof. Dr. dr. Soenarto Sastrowijoto, Sp. THT(K).
Sudjarwadi menambahkan secara keseluruhan Organizing Committee (OC) menyatakan telah siap dan semua sesuai dengan tahapan kerja yang direncanakan, termasuk koordinasi dengan para mitra pendukung WISDOM. Ia menjelaskan tema besar yang diangkat dalam konferensi ini adalah “Local Wisdom Inspiring Global Solutionsâ€. Agenda utama lain dari WISDOM 2010 adalah Colloquium in Honor of Dr. Ann Dunham, ibunda Presiden AS, Barack Obama, dan almarhum Prof. Dr. Mubyarto yang selama ini dikenal sebagai pejuang ekonomi berbasis kerakyatan yang memiliki hubungan erat dengan UGM. “Kebetulan kedua tokoh ini dikenal sebagai pihak-pihak yang mengembangkan ekonomi kerakyatan,†katanya.
Ann Dunham selama ini dikenal sebagai sosok antropolog yang dalam disertasinya banyak mengangkat topik mengenai pande besi di wilayah DIY-Jawa Tengah. Di samping itu, ia banyak mengangkat isu tentang perempuan, khususnya di kawasan pedesaan Jawa. Saat ini, isu ini menjadi sangat kontekstual diterapkan usai reformasi 1998. “Jadi, antara ketiga tokoh, Yunus, Ann Dunham, dan Prof. Mubyarto memiliki kedekatan dan relevan ilmunya untuk dikupas. Mereka banyak mengangkat seputar microfinance dan ekonomi kerakyatan yang sangat bermanfaat bagi sesama,†imbuh Sudjarwadi.
Sementara itu, Ketua OC WISDOM 2010, Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., menambahkan dalam WISDOM akan didiskusikan setidaknya enam tema utama, meliputi Managing Multiculturalism, Complexities and Contradictions, Education in a Global World, Continuity and Change, Managing the Environment, Learning from the Past, Reaching for the Future, Technology and Socio-Cultural Change, Heritage Tourism and Creative Economy, Local Knowledge and Global Health. “Dengan topik-topik ini, kita berharap agar kearifan lokal bisa digali di dunia yang penuh dengan nilai-nilai kehidupan manusia serta dikaitkan dengan perannya menjadi inspirasi penyelesaian masalah dunia yang muncul saat ini,†ujarnya.
Ditambahkannya bahwa kearifan lokal memiliki potensi dan kekuatan besar untuk menginspirasi sintesis keragaman karakter solusi masalah dunia yang pada gilirannya memberi manfaat dalam meningkatkan mutu tatanan hidup masyarakat. WISDOM 2010 yang didukung 30 perguruan tinggi dan 6 kementerian di Indonesia ini akan diikuti oleh sekitar 750 peserta dari 15 negara. Menurut rencana, acara akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sehari sebelumnya, 30 rektor perguruan tinggi yang ikut mendukung acara juga akan melakukan penanaman pohon bersama dengan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta. Pada akhir acara, akan dilakukan deklarasi WISDOM 2010. “Rencana akan dibuka Bapak Presiden. Beliau juga mendukung karena acara ini diharapkan sebagai permulaan digelarnya World Culture Forum tahun 2012 di Bali,†imbuhnya.
Di samping menghadirkan peraih nobel M.Yunus, dijadwalkan akan ada pula tokoh-tokoh multidimensi dari dalam negeri, seperti Prof. Dr. Sri Edi Swasono, Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno, Prof. dr. Arief Rachman, M.Pd., Dr. Ninok Laksono, Dr. Charles Saerang, Garin Nugroho, Dwiki Dharmawan, dan Carmanita. Selain iitu, tokoh-tokoh akademisi juga akan hadir dalam acara tersebut, antara lain Prof. Michael Hitchock, Ph.D. (Inggris), Prof. Dr. Datuk Mohd. Noh Dalimin (Malaysia), Dr. Nancy Cooper (USA), dan Prof. Kaoru Takara (Jepang). (Humas UGM/Satria)