Dalam rangka memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa dan penataan organisasi, Fakultas Geografi UGM bersama Bakosurtanal dan International Cartographic Association (ICA) menggelar workshop dan seminar dengan dua tema besar “Atlas as Expressions and Carriers of Space-Related Identity†dan “The Strategic Role of Maps in Developmentâ€. Kegiatan berlangsung selama dua hari, 20-21 Oktober 2010.
Workshop menghadirkan pembicara, antara lain, Prof. Peter Jordan dan Prof. F. Ormeling (ICA), Drs. Suharto Widjojo, M.A. (Kepala Pusat Atlas Bakosurtanal), dan Drs. Noorhadi Raharjo, M.S., P.M. (Fakultas Geografi UGM). Selain itu, acara ini juga menghadirkan pembicara dari Yayasan Driya Manunggal, yakni Drs. Setyo Adi Nugroho, M.Pd. yang berbicara tentang pembuatan peta untuk tunanetra (tactile map/tactual map).
Sementara itu, dalam seminar internasional “The Strategic Role of Maps in Developmentâ€, hadir pembicara kunci dari Kementerian Energi dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang diwakili oleh Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM.
Dr. Lutfi Muta’ali, M.T., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Geografi UGM, menyebutkan melalui penyelenggaraan kegiatan tersebut diharapkan masyarakat umum semakin mengerti dan memahami pentingnya atlas sebagai referensi yang memberikan informasi spasial mengenai lokasi dan kondisi wilayah. Selain itu, diharapkan juga para pelaku di bidang geografi yang selalu berhubungan dengan peta dapat mengetahui kebutuhan dan manfaat serta perkembangan peta, khususnya atlas dalam hal teknik seni penyajian agar dapat lebih informatif, menarik, dan mudah digunakan serta dipahami oleh masyarakat umum, bahkan penyandang tunanetra.
Disebutkan Lutfi, seni dan teknik pemetaan mengalami perkembangan seiring dengan pemahaman dan kebutuhan masyarakat akan informasi spasial. Teknik dan seni penyajian informasi spasial dalam bentuk peta atau atlas semakin berkembang dan mengalami perubahan dari masa ke masa. Kebutuhan akan peta/atlas tidak lagi terbatas pada kebutuhan militer, penelitian atau perencanaan pambangunan. Namun, juga pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari transportasi, budaya, pariwisata hingga pelayanan masyarakat dan bidang-bidang lainnya.
“Melalui workshop dan seminar ini setidaknya para peserta mendapatkan gambaran tentang apa dan kepada siapa saja peta/atlas diperlukan dan bagaimana peta harus diciptakan dari berbagai contoh peta/atlas yang ditampilkan dari berbagai macam tampilan. Para guru geografi dapat memperoleh wawasan sebagai bahan pengajaran kepada para anak didiknya dan para mahasiswa juga dapat mendapatkan gambaran penelitian yang dapat dilakukan, khususnya di bidang kartografi,†harapnya. (Humas UGM/Ika)