YOGYAKARTA (KU) –Indonesia masih kekurangan ilmuwan geografi. Padahal, permintaan tenaga profesional yang menguasai bidang ilmu geografi masih cukup tinggi. Sedikitnya jumlah ilmuwan geografi ini disebabkan lulusan geografi di Indonesia hanya berasal dari dua perguruan tinggi, yakni UGM dan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sementara itu, ada 31 perguruan tinggi yang memiliki jurusan geografi. “Akibatnya, bidang keahlian yang seharusnya terisi oleh ilmuwan geografi tidak bisa dipenuhi karena tingginya permintaan. Untuk memenuhinya, butuh upaya khusus dengan membuka prodi dan fakultas geografi baru agar kebutuhan tenaga profesional terpenuhi,” kata Dr. Muhammad Dimyati, Ketua Ikatan Geografi Gadjah Mada (IGEGAMA), di sela-sela kegiatan kongres dan seminar internasional di bidang pemetaan, Kamis (21/10), di Sekolah Pascasarjana UGM.
Dimyati memperkirakan saat ini kebutuhan ilmuwan geografi mencapai 29 ribu orang. Sementara itu, jumlah lulusan masih sedikit. Untuk dapat memenuhi jumlah tersebut, setidaknya diperlukan waktu kurang lebih 25 tahun. “Harus ada cara lain untuk mencetak tenaga profesional agar seimbang antara permintaan dan output perguruan tinggi,” kata alumnus Fakultas Geografi UGM yang lulus tahun 1982 ini.
Untuk menambah kebutuhan ahli geografi, Dimyati menyarankan pemerintah memberikan rekomendasi ke perguruan tinggi yang ada untuk membuka jurusan atau fakultas geografi baru. “Apresiasi masyarakat terhadap geografi bisa ditingkatkan dengan memperbesar kuota jumlah mahasiswa di perguruan tinggi,” kata Dimyati.
Guna memperbaiki kondisi ini, program studi geografi di perguruan tinggi juga harus menyamakan kompetensi lulusan, termasuk membahas kurikulum geografi dan memperjelas bidang-bidang kompetensi geografi yang harus dikuasai. Pemberian pelajaran geografi dapat dilakukan pada tingkat lebih awal, sejak SD dan SMA. Harapannya, pengajaran geografi akan berkesinambungan, sebelum pada tingkatan pendidikan tinggi memperbesar daya tampung dan kapasitas kuota mahasiswa yang memperdalam ilmu ini.
Dekan Fakultas Geografi, Prof. Dr. Suratman, menyampaikan Indonesia membutuhkan banyak geograf untuk mengeksplorasi potensi sumber daya alam. Ia menyebutkan lima kompetensi yang harus dikuasai oleh ahli geografi, yakni pemahaman hubungan alam dengan kehidupan sosial, sumber daya, dan wilayah; pelestarian pengelolaan lingkungan hidup; mitigasi bencana; dan sistem informasi geografi. “Terakhir, soal keahlian bidang sistem informasi geografis yang bisa jadi usaha mandiri, bagaimana wawasan spasial dapat memberikan nilai untuk wawasan kebangsaan, kewilayahan, dan kewirausahaan,” kata Suratman.
Melalui keahlian yang dimiliki, kata Suratman, ilmuwan geografi juga berkontribusi membentuk karakter bangsa dengan kompetensinya dalam hal memahami peta, remote sensing, menyediakan informasi strategis lewat warung sistem informasi geografi, geoteknik hingga geoinformatika. (Humas UGM/Gusti Grehenson)