YOGYAKARTA (KU) – Sebanyak 11 SMK Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) se-DIY akan dikembangkan menjadi pilot project sebagai ‘sekolah hijau’. Diprakarsai oleh Majelis Guru Besar (MGB) UGM, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM, dan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Provinsi DIY, sekolah hijau dikembangkan melalui penguatan pembelajaran nilai-nilai lingkungan hidup.
Ketua LPPM UGM, Prof. Dr. Ir. Danang Parikesit, M.Sc., mengatakan program rintisan sekolah hijau untuk pertama kali dilakukan di DIY. Sekolah hijau dimaksudkan dalam rangka memberikan pemahaman baru kepada siswa dan guru tentang pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik melalui pengembangan pembelajaran lingkungan berbasis sekolah. Program dimulai dengan kegiatan pelatihan pengembangan sekolah hijau bagi 35 orang guru perwakilan SMK RSBI.
“Pelatihan ini untuk memberikan pengayaan dan pengetahuan kepada guru-guru tentang pentingnya nilai-nilai lingkungan hidup. Nantinya bisa menumbuhkembangkan kesadaran lingkungan bagi siswa dan kesadaran melestarikan lingkungan dalam bentuk pembelajaran di sekolah,” kata Danang dalam pembukaan pelatihan pengembangan sekolah hijau bagi guru SMK RSBI di UC Resto lantai 2, Senin (25/10). Tampak hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Dikpora DIY, Prof. Suwarsih Madya, Ph.D., dan Sekretaris MGB UGM, Prof. Dr. Siti Muslimah Widyastuti, M.Sc.
Pelatihan terhadap guru-guru SMK RSBI se-DIY ini, menurut Danang, merupakan langkah awal untuk merintis sekolah hijau di DIY. Pelatihan dilakukan untuk menambah wawasan guru tentang perkembangan perubahan tata lingkungan hidup, kemampuan membuat media, dan model pendekatan menumbuhkembangkan kesadaran lingkungan hidup bagi siswa. “Mereka juga diharapkan mampu melakukan inovasi pembelajaran di kelas yang sinergis dengan penumbuhan kesadaran lingkungan dengan inovasi pengelolaan sekolah hijau yang prospektif dan berkelanjutan,” tambahnya.
Kepala Dinas Dikpora DIY, Prof. Suwarsih Madya, menyampaikan rintisan sekolah sekolah hijau di DIY nantinya tidak hanya diperuntukkan bagi 11 SMK RSBI, tetapi seluruh sekolah RSBI yang terdapat di DIY. “Kita memiliki 38 sekolah RSBI, terdiri 15 SMA, 11 SMK, 12 SMP, dan 5 SD, yang akan terus didorong dalan menumbuhkembangkan kepedulian dan kesadaran lingkungan,” katanya.
Suwarsih mengatakan pengembangan sekolah hijau ke depan lebih diarahkan untuk mendidik siswa agar memiliki karakter lebih mencintai lingkungan dengan mengajak siswa mengupayakan lingkungan fisik sekolah yang lebih asri dan hijau. “Paling tidak siswa-siswa lebih sadar lingkungan dan budaya melalui suasana lingkungan sekolah yang lebih bersih, sehat, dan hijau,” tuturnya.
Menurut Suwarsih, sekolah-sekolah SMK RSBI yang dirintis sebagai sekolah hijau diharapkan dapat menginspirasi sekolah lain agar tidak hanya mengejar target meluluskan siswa, tetapi juga berupaya membentuk karakter siswa peduli terhadap lingkungannya. “Selama ini, sekolah-sekolah lebih banyak mengembangan teori ilmunya saja, tapi tidak memberikan dampak perilaku dan wawasan terjadap lingkungannya,” pungkasnya.
Pelatihan pengembangan sekolah hijau ini akan diselenggarakan selama 4 hari, 25-28 Oktober 2010. Materi yang akan disampikan, antara lain, pengelolaan lingkungan hidup, perencanaan model sekolah hijau, pengelolaan sampah ramah lingkungan, dan teknik budidaya pohon. Peserta juga akan diajak untuk mengkaji dan mempelajari lingkungan yang telah dihijaukan, seperti yang ada di UGM. Pada akhir pelatihan, peserta diajak untuk mengikuti studi lapangan ke desa sejahtera Hargotirto, Kokap, Kulon Progo sebagai desa binaan SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu) dan LPPM UGM. (Humas UGM/Gusti Grehenson)