YOGYAKARTA (KU) – UGM kembali mewisuda 1.301 lulusan program pascasarjana, yang terdiri atas 1.216 master, 68 spesialis, dan 17 doktor. Lama studi rata-rata wisudawan-wisudawati periode kali ini adalah 2 tahun 2 bulan untuk program S-2, 4 tahun 4 bulan untuk program spesialis, dan 5 tahun 3 bulan untuk program S-3.
Waktu studi tersingkat jenjang S-2 diraih oleh Dyah Ekaari Sekar Jatiningsih dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Program Studi Ilmu Akuntansi, yakni 1 tahun 4 bulan. Waktu studi tersingkat jenjang spesialis dicatat oleh Eko Fibriyanto dari Program Spesialis Ilmu Konservasi Gigi yang menyelesaikan studi dalam waktu 2 tahun 4 bulan. Sementara itu, jenjang S-3 diraih Iswandi Syahputra dari Program Studi Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjana, yang mampu menyelesaikan studi dalam waktu 2 tahun 6 bulan. Tercatat sebagai lulusan S-2 termuda adalah Ratnawati Nur Utami, yang meraih gelar master pada usia 22 tahun 3 bulan 6 hari.
Wisudawan S-2 yang berpredikat cumlaude dalam wisuda kali ini berjumlah 236 orang atau 19,41% dari semua lulusan S-2. Sebanyak 26 wisudawan-wisudawati juga berhasil meraih IPK 4,00, sekaligus berpredikat cumlaude, dengan waktu studi antara 1 tahun 4 bulan hingga 2 tahun.
Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (WRS P3M), Prof. Dr. Retno. Sunarminingsih, M.Sc., Apt., mengatakan UGM saat ini dikenal dan mendapat pengakuan masyarakat akademik internasional. UGM terus berbenah diri untuk meningkatkan mutu kinerja guna mendapatkan pengakuan tersebut. “Meskipun UGM saat ini telah dikenal dan mendapat pengakuan dalam masyarakat akademik internasional, namun peningkatan mutu kinerja tetap terus dilaksanakan mengingat persaingan global yang semakin ketat,” katanya dalam pidato sambutan yang disampaikan dalam acara wisuda yang berlangsung Rabu (27/10) di Grha Sabha Pramana.
Disebutkan WRS P3M bahwa UGM kini menduduki peringkat ke-321 perguruan tinggi berkualitas di dunia menurut QS World University Rankings 2010. Menurutnya, banyak faktor telah dilakukan UGM untuk mencapai peringkat tersebut. Pertama, faktor akademik, termasuk di dalamnya kinerja riset. “Sampai dengan saat ini UGM telah berhasil membangun kerja sama internasional di bidang akademik dengan 342 perguruan tinggi dari banyak negara di dunia, yang sebagian besar adalah kerja sama pada program Pascasarjana,” tuturnya.
WRS P3M menambahkan kegiatan kerja sama diwujudkan dalam bentuk program gabungan (joint program), seperti dual atau double degree program, twinning program, credit earning program ataupun sandwhich program; program pertukaran , misalnya pertukaran mahasiswa (student exchange) dan pertukaran dosen (staff exchange), riset gabungan (joint research), dan pembimbingan gabungan (joint supervision).
Kedua, keberhasilan UGM dalam membangun jejaring internasional melalui dengan menjadi anggota aktif dari banyak organisasi atau asosiasi ilmiah internasional. Termasuk aktif penyelenggaraan bersama Seminar, Lokakarya dan Simposium Internasional dengan lembaga dunia atau institusi internasional serta Penulisan bersama buku ilmiah dan Penyelenggaraan jurnal ilmiah.
Ketiga, pelaksanaan penjaminan mutu melalui akreditasi akademik baik itu akreditasi bertaraf nasional, regional (ASEAN) dan internasional. Keempat,keberhasilan sejumlah dosen dan mahasiswa UGM dalam memenangkan banyak penghargaan internasional dan memenangkan berbagai kompetisi tingkat dunia, termasuk kompetisi di bidang ilmu dasar, berbagai riset, aplikasi teknologi, dan rancangan bisnis. “Faktor kelima adalah adanya lebih dari 1000 mahasiswa internasional yang datang dari 62 negara di dunia tertarik untuk belajar di UGM,” tandasnya.
Sebagai universitas riset Berkelas Dunia, kata Retno, UGM telah melaksanakan tata-kelola yang baik (good governance), meningkatkan kualitas dan penjaminan mutu pada segala aspek. Komitmen tersebut meliputi antara lain peningkatan kualitas dan penataan Manajemen Program Studi, Manajemen SDM, Manajemen dan Administrasi Akademik, Keuangan dan Sarana-prasarana atau Aset.
Disamping itu, tambahnya, UGM juga tengah merencanakan peningkatan kuantitas lulusan Pascasarjana, khususnya dalam hal proporsi mahasiswa program Pascasarjana dibandingkan dengan jumlah total mahasiswa yang akan dilaksanakan secara bertahap dari tahun ke tahun. “Saat ini, jumlah mahasiswa S-2 dan S-3 sudah cukup bagus, yakni 31% dari total mahasiswa UGM; dan diharapkan pada tahun 2015, proporsi tersebut dapat meningkat menjadi 40%, dan diharapkan meningkat terus pada tahun-tahun berikutnya demi mendukung daya saing nasional,” terangnya.
Salah satu wakil wisudawan, Gusti Ayu Yuniati Kencana dalam sambutannya mengaku merasa bangga telah menjadi alumni program pascasarjana UGM. Dia pun meminta sivitas akademika UGM untuk selalu menjalin silaturahmi dengan alumni setelah sekembalinya mereka ke daerah. “Sebagai anggota KAGAMA kami ikut bertanggungjawab untuk selalau menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan almamater tercinta Universitas Gadjah Mada,” ujar lulusan sain veteriner, program pascasarjana FKH UGM ini. (Humas UGM/Gusti Grehenson)