YOGYAKARTA (KU) – Universitas Gadjah Mada menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya salah satu alumnusnya, Yuniawan Wahyu Nugroho, 42, yang menjadi salah seorang korban letusan gunung merapi, Selasa (26/10) kemarin. Ucapan belasungkawa disampaikan langsung oleh Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (WRSP3M) UGM, Prof. Dr. Retno Sunarminingsih, M.Sc., Apt., di hadapan 1.031 lulusan program pascasarjana yang diwisuda di Grha Sabha Pramana, Rabu (27/10). “Yuniawan adalah wartawan vivanews.com dan merupakan alumni Filsafat UGM angkatan 1987. Untuk itu, marilah kita semua menyampaikan rasa ikut belasungkawa. Semoga almarhum diampuni segala dosanya dan diterima amal baiknya,” kata Retno. Pernyataan itu disampaikan Retno secara spontan pada akhir pidato sambutannya dalam acara wisuda tersebut.
Dekan Fakultas Filsafat UGM, Dr. Muhammad Mukhtasar Syamsudin, juga menyampaikan perasaan yang sama atas meninggalnya rekan seangkatannya tersebut. “Fakultas Filsafat sangat berduka atas meninggalnya almarhum. Dia alumnus Fakultas Filsafat yang sejak mahasiswa sudah sangat aktif dan giat di bidang jurnalistik,” katanya.
Mukhtasar mengaku terkejut saat menerima kabar meninggalnya Yuniawan yang diberitakan oleh media elektronik. Selasa malam, ia pun mendapat sms dari salah satu rekannya yang bekerja di Aliansi Jurnalis Independen, yang menerangkan Yuniawan sebagai salah seorang sahabatnya telah berpulang. “Mendapatkan kabar itu kami cukup sedih, karenanya untuk pengurusan jenazah kami melibatkan pengurus fakultas untuk membantu pengiriman jenazah dari RS Sardjito ke Ambarawa,” kata pria asal Sulawesi Selatan ini.
Di mata Mukhtasar, almarhum adalah pribadi yang baik dan memiliki komitmen memperjuangkan aspirasi rakyat melalui media. “Dengan almarhum, saya kenal baik. Beliau memang memiliki komitmen yang sangat tinggi di dalam menyuarakan apsirasi rakyat dengan jalan yang dipilih, dengan menjadi jurnalis,” ungkapnya.
Seperti diwartakan di berbagai media, jasad Yuniawan ditemukan di sekitar rumah Mbah Maridjan, Desa Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, pada Selasa malam (26/10) sekitar pukul 22.00 dalam keadaan hangus terbakar awan panas.
Almarhum kelahiran 1 Juni 1968 ini meninggalkan seorang istri bernama Endah Saptaningsih, 42, dan dua anak bernama Sita Ardiyanti Laksiningtyas, 18, dan Krisnayanti Cahayaningtyas, 13. (Humas UGM/Gusti Grehenson)