Prof. Drs. Thomas Dicky Hastjarjo, M.A, Ph.D, Senin (5/5) dikukuhkan sebagai guru besar Fakltas psikologi UGM. Wakil Ketua Program Doktor Fakultas Psikologi UGM ini, mengucap pidato “Mengintegrasikan Psikologi: Peluang Atau Mimpi?â€.
Menurutnya, meskipun kebanyakan buku pengantar psikologi merumuskan psikologi sebagai studi ilmiah mengenai perilaku dan proses mental, namun masih terdapat psikolog yang belum sepakat terhadap rumusan tersebut.
Psikologi, katanya, merupakan sebuah disiplin ilmu yang terpecah-pecah atau terkotak-kotak. Bahkan psikologi di Indonesia maupun di Universitas Gadjah Mada mewarisi pengkotak-kotakan ini.
Prof Dicky Hastjarjo lahir di Sala, 28 Desember 1955. Dirinya menyelesaikan pendidikan sarjana tahun 1981 dari Fakultas Psikologi UGM. Sementara merampungkan pendidikan S2 (MA) tahun 1990 dan Program Doktor (Ph.D) tahun 1991 dari The American University, Washington DC, bidang ilmu psikologi.
Lebih lanjut, dirinyapun menjelaskan keterpecahan psikologi bersumber pada banyak hal, diantaranya berdasarbelum didapat kesepakatan tentang definisi dan objek studi psikologi, perbedaan teori, perbedaan metodologi dan pembedaan ilmu-terapan. “Keterpecahan dimungkinkan karena psikologi dipengaruhi oleh empat ilmu, ilmu alam, ilmu biologi, ilmu sosial dan ilmu humaniora,†ujarnya di Balai Senat UGM.
Untuk itu, terangnya, sejumlah psikolog mengusahakan pengintegrasian atau penyatuan psikologi. Bahkan, usaha-usaha untuk pengintegrasian ini cukup bernekragam. hal ini pula yang terkadang menimbulkan permasalahan tersendiri.
“Oleh karena itu, menjawab pidato Mengintegrasikan Psikologi: Peluang atau Mimpi? Judul yang diilhami buku Sternberg (2005) Unity in Psychology: Possibility or pipedream tersebut, maka jawaban optimisnya: Peluang, sedang jawaban pesimis: Mimpi,†suami Elisabeth Rosari Wahjuningdjati S.Pd, ayah dua anak ini. (Humas UGM).