YOGYAKARTA-Sekitar 2.500 ekor sapi di kawasan Gunung Merapi saat ini diperkirakan mengalami kekurangan pakan akibat erupsi yang telah terjadi sejak 26 Oktober lalu. Sapi-sapi dan hewan ternak lainnya banyak yang ditinggal pergi oleh pemiliknya sehingga kekurangan pakan. Kalaupun ada rumput yang banyak dijumpai di sana, kurang memungkinkan juga untuk dimakan dengan cepat karena tertutup abu vulkanik. “Kalau menggantungkan pada rumput di sana tidak memungkinkan dengan cepat karena tertutup abu vulkanik Gunung Merapi,†terang Ketua Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) Cabang Yogyakarta, Prof. Dr. Ali Agus, D.A.A., D.E.A., Senin (1/11).
Ali Agus mengatakan kondisi pakan ternak, khususnya sapi, sering tidak mendapat perhatian dan lebih mengutamakan penanganan manusia. Ali Agus menambahkan kebutuhan pakan ternak sapi di daerah bencana Merapi diperkirakan mencapai sekitar 20 kg hijauan/rumput per hari atau sekitar 50 ton hijauan/hari. Untuk konsentrat, kebutuhan untuk pakan sapi rata-rata mencapai 5 kg/ekor/hari atau total mencapai sekitar 12,5 ton/hari untuk 2.500 ekor sapi. “Selain diperlukan untuk pakan ternak dari hijauan, seperti rumput, kita juga distribusikan konsentrat untuk ternak sapi ini,†kata Ali Agus yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Hewan Ternak, Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM ini.
Dijelaskan Agus bahwa distribusi pakan ternak dari ISPI telah dilakukan sejak Jumat (29/10) lalu. Setiap hari, pihaknya setidaknya telah mengirimkan 1 truk berisi jerami, terutama di daerah Cangkringan dan Purwobinangun. Sementara itu, konsentrat yang dikirim mencapai 1 ton per hari. “Jerami dan hijauan sebagian memang didatangkan dari luar Yogya, seperti Boyolali dan Klaten,†tuturnya.
Ia mengatakan untuk distribusi dan identifikasi ternak yang kekurangan pakan, pihaknya juga melibatkan mahasiswa dan berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat. Dari penggalangan dana ribuan anggota ISPI yang tersebar di seluruh Indonesia ini telah terkumpul dana kurang lebih 25 juta rupiah. Di samping dibelikan pakan dan konsentrat, sebagian dana yang terkumpul juga dibelikan lauk siap saji berupa telur asin sebanyak 1.000 buah/hari. “Dengan lauk siap saji, terutama telur asin ini, diharapkan masyarakat juga bisa sedikit terbantu untuk memenuhi kebutuhan makannya,†kata Ali Agus.
Menurut pakar nutrisi dan pakan ternak UGM ini, ISPI juga tidak ketinggalan memberikan bantuan mineral dan suplemen yang dibutuhkan oleh hewan ternak. Menurut Agus, kegiatan serupa pada tahun 2006 sebenarnya juga telah dilakukan ketika terjadi erupsi Gunung Merapi. Kegiatan ini masih akan terus dilakukan karena erupsi Merapi masih terjadi hingga saat ini. (Humas UGM/Satria AN)