YOGYAKARTA-Erupsi Gunung Merapi yang telah terjadi sejak 26 Oktober 2010 dipastikan tidak akan mengganggu pelaksanaan perhelatan International World Conference on Science, Education, and Culture (WISDOM) 2010 di UGM. Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., menuturkan sebagaimana informasi yang dihimpun oleh BPPTK dan relawan UGM menyatakan erupsi Merapi hanya akan berbahaya bagi daerah yang berada dalam radius sekitar 10 km. Dengan demikian, UGM dan sekitarnya tidak akan terpengaruh dan terkena dampak berbahaya dari erupsi Merapi. “Dari informasi yang kita himpun, khususnya relawan UGM yang ada di sekitar Merapi, daerah rawan hanya pada radius sekitar 10 km. Padahal, UGM ada di radius lebih dari 15 km,” kata Sudjarwadi kepada wartawan di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, Senin (1/11).
Sudjarwadi mengatakan UGM prihatin dengan bencana erupsi Gunung Merapi. Ia yakin kondisi pasca erupsi akan segera normal kembali. Sudjarwadi menginformasikan keluarga besar UGM, baik mahasiswa maupun karyawan, tidak ada yang menjadi korban erupsi Merapi. Ia justru melihat erupsi Merapi sebagai sebuah local wisdom atau kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat. “Erupsi Merapi ini sebuah local wisdom. Hikmahnya, kita bisa berbagi pengalaman dengan wilayah atau negara lain dalam konferensi WISDOM nanti,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sudjarwadi mengatakan dengan digelarnya WISDOM mendatang akan mampu mempertemukan dan menggabungkan kecerdasan masa lalu dan masa kini agar dapat terpadukan.
Sementara itu, Ketua Organizing Committee (OC), Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., menyampaikan hingga hari ini semua persiapan WISDOM hampir selesai 100 persen. Perhelatan melibatkan 5 kementerian, 30 perguruan tinggi di Indonesia, 24 negara, 93 pembicara, dan 850 peserta. “Semua lancar dan bahkan peserta bertambah, termasuk negara yang akan berpartisipasi,” terang Tony, sapaan akrab Prof. Atyanto Dharoko.
Dikatakan Tony, pembicara kunci konferensi ini adalah peraih hadiah Nobel Perdamaian 2006, yang juga pendiri Grameen Bank dan anggota Dewan Direksi Persatuan Bangsa-Bangsa, Prof. Dr. Muhammad Yunus dari Bangladesh. Ia menjelaskan tema besar yang diangkat dalam konferensi adalah “Local Wisdom Inspiring Global Solutionsâ€.
Agenda utama lain dari WISDOM 2010 adalah Colloquium in Honor of Dr. Ann Dunham, ibunda Presiden AS, Barack Obama, dan almarhum Prof. Dr. Mubyarto, yang selama ini dikenal sebagai pejuang ekonomi berbasis kerakyatan yang memiliki hubungan erat dengan UGM. “Kebetulan untuk Muhammad Yunus sudah konfirmasi kepastian kedatangannya,” kata Tony.
Sementara itu, tentang kepastian kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membuka WISDOM, hingga saat ini panitia masih menunggu kepastian dari Jakarta. Hanya saja, untuk mendukung acara ini, sebelumnya juga akan dilakukan penanaman pohon bersama dengan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta, dengan 30 rektor perguruan tinggi di Indonesia. Pada akhir acara, akan dilakukan deklarasi WISDOM 2010. “Rencana awal memang akan dibuka Bapak Presiden, tapi ini masih kita tunggu kepastiannya. Beliau juga mendukung karena acara ini diharapkan sebagai permulaan digelarnya World Culture Forum tahun 2012 di Bali,” tutur Tony.
Di samping menghadirkan peraih nobel, M. Yunus, dijadwalkan akan ada pula tokoh-tokoh multidimensi dari dalam negeri, seperti Prof. Dr. Sri Edi Swasono, Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno, Prof. dr. Arief Rachman, M.Pd., Dr. Ninok Laksono, Dr. Charles Saerang, Garin Nugroho, Dwiki Dharmawan, dan Carmanita. Selain iitu, tokoh-tokoh akademisi juga akan hadir dalam acara tersebut, antara lain Prof. Michael Hitchock, Ph.D. (Inggris), Prof. Dr. Datuk Mohd. Noh Dalimin (Malaysia), Dr. Nancy Cooper (USA), dan Prof. Kaoru Takara (Jepang). (Humas UGM/Satria)