YOGYAKARTA- Dampak erupsi Gunung Merapi pada 26 Oktober lalu dan masih terjadi hingga kemarin membuat kotor banyak tempat di DIY. UGM salah satu yang terkena dampak dari abu Merapi. Dari pantauan, terlihat abu Gunung Merapi mengotori berbagai fakultas, unit, dan jalan-jalan di lingkungan UGM. Akibat kotoran abu vulkanik Gunung Merapi, kemarin warga UGM terlihat sibuk membersihkannya dengan mengepel lantai dan menyemprotkan air.
Menurut Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., untuk membersihkan kotoran, khususnya berupa abu Gunung Merapi, Senin (1/11) kemarin, beberapa unit, antara lain Kantor Pimpinan Universitas dan Direktorat SDM, mulai dari pimpinan hingga staf bersama-sama bergotong-royong. “Ini juga sebagai salah satu langkah agar UGM kembali bersih dari kotoran dan debu abu vulkanik Merapi,†kata Prof. Sudjarwadi, Senin (1/11), di Grha Sabha Pramana (GSP).
Ia mengatakan adanya abu vulkanik Merapi sama sekali tidak mengganggu aktivitas belajar-mengajar di UGM, termasuk kegiatan Ujian Tengah Semester (UTS) yang saat ini tengah berlangsung. Aktivitas di kampus tetap berjalan normal meskipun diakui banyak warga UGM yang kemudian mengenakan masker untuk mengantisipasi terserang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). “Dari tim DERU (Disaster Early Response Unit) bahkan juga sempat membagikan masker pula pada warga UGM,†tuturnya.
Di sisi lain, terkait dengan erupsi Gunung Merapi, juga sama sekali tidak berdampak pada beberapa rencana kegiatan UGM di minggu-minggu ini. Salah satunya adalah rencana kegiatan konferensi internasional WISDOM (World Conference on Science, Education, and Culture), 8 November mendatang. “Tidak ada delegasi yang membatalkan kunjungan. Bahkan, para mahasiswa nantinya juga akan dilibatkan dalam beberapa rangkaian kegiatan di WISDOM tersebut, seperti sebagai pendamping serta tidak diliburkan,†imbuh Rektor.
Rektor juga menyebutkan bahwa berdasarkan informasi, hingga hari ini tidak ada korban jiwa dari warga UGM akibat erupsi Gunung Merapi. Justru, menurut Rektor, erupsi Gunung Merapi dan keberadaan juru kuncinya, (alm.) Mbah Maridjan, merupakan salah satu local wisdom yang dimiliki masyarakat. “Kita bisa mengambil hikmah dan makna dari erupsi Merapi dengan keberadaan Mbah Maridjan,†ujarnya.
Sedikit berbeda dengan kondisi kemarin, lingkungan UGM hari sudah terlihat bersih. Hujan deras yang mengguyur semalam menjadi berkah tersendiri dalam membantu membersihkan dan menghilangkan abu gunung Merapi. (Humas UGM/Satria AN)