SLEMAN (KU) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Klinik Linkungan dan Mitigasi Bencana, Fakultas Geografi UGM, menjadi relawan untuk membantu para pengungsi korban letusan Merapi. Mereka ditempatkan di lokasi pengungsian SD Kiyaran I dan TK Kiyaran, Wukirsari, Cangkringan, Sleman. Tiap hari, para mahasiswa ini membantu kebutuhan konsumsi dan logistik pengungsi yang berasal dari Dusun Pelemsari, Kinahrejo, dan Ngerangkah. “Tiap hari, kita melayani kebutuhan 3.000-5.000 nasi bungkus untuk pengungsi,” kata Sadam Husein, salah satu relawan yang ditemui di posko pengungsian SD Kiyaran, Rabu (3/11).
Para mahasiswa ini sudah ditempatkan di posko tersebut sejak Sabtu lalu. Pada awalnya, aksi ini dilakukan atas inisiatif mahasiswa sendiri. Selanjutnya, fakultas pun mendukung dengan menyalurkan bantuan langsung ke posko. “Di sini ada sekitar 20-an relawan. Tiap 2 hari sekali, tim yang dikirim fakultas berganti orang,” katanya.
Sesuai dengan bidang ilmu yang mereka tekuni, para mahasiswa Geografi angkatan 2008 ini juga melakukan upaya sanitasi lingkungan pengungsian secara keseluruhan, antara lain mengupayakan dapur dan MCK yang bersih. “Karena di sini lebih difokuskan untuk dapur umum, maka untuk kebersihannya perlu dijaga,” ujarnya.
Karena terbiasa melayani kebutuhan dalam jumlah banyak, para mahasiswa tampak sudah terbiasa membungkus nasi dalam waktu cepat. Untuk melayani permintaan nasi bungkus gratis, mereka mendirikan tenda di depan sekolah. Di dalam tenda, terdapat dua buah meja untuk menaruh nasi, lauk-pauk, sayur-mayur hingga bungkusan kerupuk. Siapa pun pengungsi yang membutuhkan, tinggal meminta para relawan mahasiswa ini membungkus nasinya.
Kepala Sekolah SD Kiyaran I, Erna Nurhidayati, mengatakan di gedung TK dan SD Kiyaran saat ini ditampung sekitar 1.300 pengungsi. Sejak Sabtu lalu, kegiatan belajar-mengajar para siswa diliburkan karena munculnya abu vulkanik Sabtu dini hari lalu membuat para pengungsi di Umbulharjo panik dan lari menyelamatkan diri. Beberapa pengungsi akhirnya ditampung di sekolah ini. “Direncanakan besok, Rabu (2/11), siswa-siswa akan belajar bergabung dengan siswa SD Kiyaran II,” katanya.
Satlak posko Wukirsari, Edi Harmana, mengakui pengungsi yang tercerai-berai Sabtu lalu, membuat para siswa yang ikut orang tuanya mengungsi terpaksa meliburkan diri. “Banyak para guru-guru yang datang ke sini mencari muridnya, mengajak sekolah lagi,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)