Sebanyak 59 ahli biokeramik se-Asia hadir dalam pertemuan 10th Asian BioCeramic Symposium (ABC) 2010 yang digelar di UGM, Rabu (3/11). Kegiatan berlangsung selama tiga hari, 3-5 November 2010.
ABC pertama kali dihelat pada tahun 2001. Pertemuan ini bertujuan untuk mempromosikan peneliti muda Asia yang memiliki ketertarikan terhadap biokeramik. BioCeramic Asia diadakan setiap tahun di negara-negara Asia, merupakan pertemuan garda depan para peneliti, ilmuwan, insinyur, produsen, dokter gigi, dan dokter ahli bedah dari negara-negara Asia. “ABC 2010 ini berfungsi sebagai platform di mana para peneliti di Asia bisa saling berbagi mengenai hasil penelitian terbaru dan membahas berbagai kemungkinan terapi berbasis biokeramik,†kata Ika Dewi Ana, DDS., Ph.D., ketua penyelenggara pertemuan BioCeramic ke-10 ini.
Disampaikan staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM ini, pada pertemuan yang ke-10 ini UGM didaulat menjadi tuan rumah penyelenggara. Beberapa peneliti yang hadir, di antaranya dari India, China, Jepang, Korea, Malaysia, dan Thailand. Dalam kesempatan tersebut, hadir pula seorang ahli biokeramik asal Belanda. “Dengan bertemunya para peneliti dari berbagai mulitidisiplin keilmuan berbasis riset keramik, biokimia, dan klinis diharapkan bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi pasien dan kemanusiaan,†katanya.
Mengenai biokeramik, dituturkan Ika, bahan ini telah banyak digunakan untuk terapi regeneratif masa depan dan memainkan peran penting selama beberapa dekade di bedah ortopedi, tulang belakang, dan rahang atas. Terapi berbasis jaringan sintetis tersebut sangat membantu dalam mengatasi kerusakan jaringan keras tubuh dan menjadi sebuah pilihan yang cukup menjanjikan. (Humas UGM/Ika)